Data persebaran vaksinasi nasional untuk covid-19 menunjukkan angka ketimpangan yang signifikan antar provinsi. Sejumlah provinsi, terutama di Pulau Jawa-Bali, umumnya mencatat laju vaksinasi rata-rata di atas 90 persen.
Namun, angkanya cukup jauh jika dibandingkan dengan beberapa provinsi di luar pulau Jawa. Merujuk situs resmi Kementerian Kesehatan per 5 Agustus, lima provinsi dengan jumlah vaksinasi dosis 1 terendah berada di luar Jawa.
Provinsi itu masing-masing, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Papua, Maluku Utara, dan Lampung, dengan rata-rata vaksinasi di bawah 15 persen. Bahkan, untuk dosis 1, Lampung masih di bawah angka 10 persen atau paling rendah se-Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data sebaran vaksinasi itu, cukup timpang dengan beberapa provinsi lain yang umumnya berada di Jawa. Di dua teratas, ada DKI Jakarta dan Bali, yang masing-masing telah mencatat laju vaksinasi di atas 90 persen.
Jakarta 96,5 persen untuk dosis 1 dan 37 persen dosis dua. Sementara Bali 90,7 persen dosis 1 dan 29,9 dosis 2.
Sedangkan, jika dikalkulasi, tujuh provinsi di Jawa-Bali telah menyumbang hingga 66 persen angka vaksinasi nasional untuk dosis 1.
Tiga daerah terendah untuk vaksin dosis 1 adalah Lampung 9,5 persen, Maluku Utara 11,94 persen, dan Papua 14,22 persen.
Sementara untuk dosis 2, tiga daerah terendah adalah Sumatera Barat 5,93 persen, NTB 5,98 persen, dan Lampung 6,12 persen.
Hingga akhir Juli lalu, Indonesia total telah menerima 130 juta dosis vaksin. Jumlah itu bahkan kurang dari 50 persen target nasional sebanyak 426 juta dosis vaksin.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 11 AGUSTUS 2021 Kasus Covid Baru Bertambah 30.625, Meninggal 1.579 |
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebut, dari total 130 juta dosis vaksin, 50 persen di antaranya didistribusikan untuk tujuh provinsi di Jawa. Sedangkan, 50 persen sisanya dikirim ke luar Jawa.
Nadia menyebut proporsi distribusi vaksin yang timpang itu seiring dengan laju penyebaran kasus yang memang didominasi Jawa dan Bali.
"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," kata dia, Senin (26/7).
Akibatnya, pemerintah pun mengaku kesulitan untuk memenuhi target vaksin di sejumlah daerah. Terlebih, pemerintah belakangan juga telah menambah target warga yang divaksin, menjadi 208 juta dari semula hanya 181 juta.
Penambahan itu seiring keputusan pemerintah memperluas cakupan vaksinasi kepada kelompok remaja dengan rentan usia 12-17 tahun.
(thr/sur)