Kemenkes Respons Isu Vaksin Moderna Rebutan di Daerah

CNN Indonesia
Kamis, 12 Agu 2021 13:28 WIB
Kemenkes menegaskan kedatangan 8 juta dosis vaksin Moderna untuk sementara diprioritaskan bagi sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan di Indonesia.
Kemenkes menegaskan kedatangan 8 juta dosis vaksin Moderna untuk sementara diprioritaskan bagi sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan di Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak menampik kabar bahwa vaksin virus corona (covid-19) asal perusahaan farmasi Amerika Serikat, Moderna, menjadi rebutan sejumlah pejabat di daerah untuk booster atau suntikan vaksin dosis ketiga.

Namun demikian, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi tak menyebutkan dugaan temuan itu terjadi di daerah mana saja. Ia sekaligus menegaskan bahwa vaksin Moderna untuk saat ini digunakan untuk booster tenaga kesehatan (nakes) terlebih dahulu.

"Itu mungkin saja ya, namun pedoman kan sudah jelas," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia menjelaskan, Indonesia sejauh ini sudah kedatangan sebanyak 8.000.160 vaksin Moderna. Vaksin itu untuk sementara hanya digunakan sebagai booster vaksin pada sekitar 1.468.764 nakes di seluruh Indonesia.

Meski begitu, pemerintah juga telah mengalokasikan sisa vaksin Moderna untuk ibu hamil dan masyarakat umum. Namun, Nadia menegaskan bahwa pemberian itu hanya untuk dosis satu dan dua, bukan booster.

"Jadi tidak ada ya untuk saat ini booster masyarakat umum, vaksin Moderna untuk masyarakat itu dosis satu dan dua," kata dia.

Lebih lanjut, Nadia juga menyebut bahwa pihaknya telah menggandeng sejumlah pihak dalam melakukan pengawasan dan audit secara berkala salah satunya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk level nasional. Sementara untuk pengawasan di tingkat daerah, Kemenkes meminta bantuan dari TNI/Polri.

Pengawasan yang bakal dilakukan meliputi rantai distribusi dan pengelolaan stok vaksin. Nadia mengatakan, upaya itu dilakukan guna memastikan tidak terjadi penyimpangan pada ketepatan sasaran, jumlah, waktu, kualitas, dan jenis vaksin virus corona yang didistribusikan.

"Pengawasannya [booster Moderna] salah satunya dengan cara itu," ujar Nadia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada pertengahan bulan lalu juga sudah menduga akan ada beberapa 'powerful people' yang menginginkan pemberian dosis ketiga vaksin Moderna. Namun ia menegaskan agar seluruh pihak memfokuskan vaksin tersebut untuk nakes.

Budi mengatakan nakes merupakan kelompok garda terdepan yang rentan terinfeksi virus corona. Dengan adanya booster, para nakes diharapkan dapat bekerja secara optimal dan mendapat proteksi tambahan melalui pemberian booster vaksin dengan merek Moderna.

Vaksin dengan teknologi mRNA ini memang diketahui memiliki efikasi atau tingkat keampuhan dalam melawan virus corona sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga 65 tahun. Serta 86,4 persen pada usia di atas 65 tahun.

Sementara itu, sejumlah pimpinan Forkopimda di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, baru-baru mengakui telah mendapatkan vaksin dosis ketiga yang diberikan pada 10 Agustus lalu.

Kapolres Toraja Utara AKBP Yudha Wirajati membenarkan dirinya ikut mendapatkan booster vaksin. Ia menyebut, vaksinasi dosis ketiga yang diberikan ke seluruh kepala daerah di Sulawesi Selatan sesuai dengan arahan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan.

(khr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER