Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan capaian vaksinasi tidak bisa dijadikan sebagai dasar tunggal untuk menilai tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus corona (Covid-19).
Dicky mengatakan kondisi tersebut juga berlaku bagi daerah dengan cakupan vaksinasi dosis pertama yang sudah melebihi 90 persen seperti Bali dan DKI Jakarta. Berdasarkan data vaksinasi milik Kementerian Kesehatan per Kamis (10/8) malam, kedua daerah tersebut masing-masing sebesar 91,02 persen dan 104,83 persen.
Dicky menilai masih banyak indikator lain yang juga berpengaruh terhadap pembentukan herd immunity. Terlebih dengan banyaknya varian virus baru yang telah bermutasi, menurutnya, akan semakin sulit untuk bisa menentukan suatu daerah telah mencapai kekebalan kelompok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini mungkin baru berada di ambang batas herd immunity, harus hati-hati untuk bisa mengklaim herd immunity," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com.
Ia menilai vaksinasi yang dilakukan saat ini bukan berfungsi sebagai jalan pintas untuk mengatasi pandemi Covid-19. Menurutnya, vaksinasi hanya berguna pada penanganan pandemi dalam jangka pendek dan menengah saja.
Yakni bertujuan untuk melindungi kasus infeksi, menurunkan angka kematian, serta mengurangi beban pada fasilitas pelayanan kesehatan.
"Sekali lagi saya sampaikan ya, berbicara herd immunity itu berbicara long term. Jangankan herd immunity, threshold immunity saja sulit dicapai dengan mudah apalagi dalam waktu singkat," ujarnya.
Karenanya, ia meminta agar seluruh pihak untuk tidak terburu-buru mengklaim tercapainya herd immunity di daerah tertentu.
"Selain tidak tepat, juga khawatir menjadi salah sangka dan menyebabkan rasa aman yang semu di masa pandemi yang masih panjang ini," ujarnya.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 12 AGUSTUS Rangkuman Covid: Kasus Aktif Turun, Herd Immunity Jawa-Bali |
Terpisah, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono berpendapat untuk wilayah Jawa dan Bali sudah tercipta kekebalan kelompok di masyarakat terhadap virus corona.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat mungkin dicapai lantaran lebih dari 50 persen penduduk di Jawa-Bali telah memiliki antibodi. Karenanya ia menilai, untuk tahun ini tak akan ada lonjakan kasus lagi di Jawa-Bali.
"Kalau dicampur orang yang infeksi alamiah itu sebenarnya sudah mencapai 70 persen lebih. Jadi menurut saya ancaman peningkatan kembali pada tahun ini, jangan lupa pada tahun ini, tidak akan terjadi," ucap Tri kepada CNNIndonesia TV, Kamis (12/8).
Antibodi yang dimaksud Tri sendiri merupakan kekebalan yang ditimbulkan akibat proses vaksinasi ataupun terbentuk secara alami akibat terpapar Covid-19.
Berdasarkan data yang ada, ia mengatakan 10 persen warga di Jawa-Bali sudah mendapatkan vaksin dosis satu dan dua. Kemudian 60 persen warga sudah pernah terpapar Covid-19. Oleh sebab itu, ia menyimpulkan 70 persen warga Jawa-Bali sudah punya antibodi.
Kendati demikian, ia tetap mewanti-wanti agar masyarakat di daerah Jawa-Bali untuk tidak lengah. Sebab, kekebalan kelompok tersebut diperkirakan hanya akan bertahan sekitar enam bulan.
Setelah itu, warga di Jawa-Bali akan kembali rentan terpapar virus Covid-19. Bahkan, penyintas juga berpotensi terpapar kembali.
"Tahun depan saya enggak tahu, karena imunitas yang terjadi akibat vaksinasi dan akibat infeksi alamiah akan menurun antibodinya dalam waktu 6 bulan dan pasti akan terjadi reinfeksi," ujarnya.
Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19 per 12 Agustus 2021, telah ada 836.687 kasus positif di Jakarta. Kemudian, 648.609 di Jawa Barat, 434.196 di Jawa Tengah, 348.903 di Jawa Timur, 134.494 di Yogyakarta, 122.937 di Banten dan 91.251 di Bali.
Kemudian di Bali, penyuntikan dosis pertama 90,95 persen dari target dan dosis dua mencapai 34,27 persen pada sehari sebelumnya. Cakupan vaksinasi dosis pertama di Yogyakarta 44,05 persen, dosis dua mencapai 17,06 persen.
Selanjutnya, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah cakupan vaksinasi dosis pertama sudah di atas 20 persen dari target. Jawa Barat masih 18,32 persen.
Cakupan vaksinasi dosis dua pada Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah mencapai di atas 10 persen dan Jawa Barat masih 9,02 persen.
![]() |