ITAGI Ungkap Alasan Booster Mending Moderna Ketimbang Sinovac

CNN Indonesia
Kamis, 12 Agu 2021 19:54 WIB
Vaksin Moderna dipilih sebagai booster karena lebih ampuh dan bisa mengatasi varian mutasi Covid-19 ketimbang Sinovac yang dikabarkan hanya bertahan 6 bulan.
Vaksin Moderna dipilih sebagai booster karena lebih ampuh dan bisa mengatasi varian mutasi Covid-19 ketimbang Sinovac yang dikabarkan hanya bertahan 6 bulan. Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN
Jakarta, CNN Indonesia --

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) menjelaskan alasan utama mengapa pemerintah memilih vaksin virus corona (covid-19) Moderna sebagai vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia, alih-alih kembali menggunakan vaksin Sinovac.

Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro menyebut, berdasarkan penelitian terkini yang dilakukan Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, disebutkan bahwa vaksin antibodi Sinovac menurun pasca enam bulan penyuntikan. Selain itu, Sinovac disebut kurang memiliki proteksi tinggi untuk melawan mutasi virus SARS-CoV-2.

"Sebenarnya bisa juga Sinocavc-Sinovac terus kemudian kita booster dengan Sinovac lagi, itu juga bisa. Tetapi kita mengingat adanya mutasi," kata Sri dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Antara TV Indonesia, Kamis (12/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri mengatakan, formula pencampuran vaksin covid-19 yang juga diteliti di Uni Emirat Arab (UEA) menyebutkan bahwa pemberian vaksin dengan platform Inactivated virus dengan mRNA merupakan kombinasi yang apik.

Sri lantas menilai bahwa pemberian booster vaksin memang sangat dibutuhkan bagi para nakes yang menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac di Januari-Februari 2021 lalu. Apalagi saat ini varian Delta sudah tercatat ribuan kasus hampir di seluruh provinsi Indonesia.

"Moderna dikatakan dia juga kebal dan bisa mengatasi varian baru, maka sebaiknya untuk para nakes yang berhubungan dengan kasus [covid-19] langsung, itu kita berikan Moderna," imbuhnya.

Sementara untuk masyarakat umum, Sri menyarankan agar tidak terlalu memikirkan booster vaksin. Ia menyebut, masyarakat yang sudah mendapat dua dosis vaksin covid-19 secara lengkap dapat terus menjaga perilaku disiplin terhadap protokol kesehatan covid-19 3M.

Sri menyebut, pemberian booster vaksin pada masyarakat umum kemungkinan baru bisa dilakukan mulai tahun depan. Sementara untuk nakes harus disegerakan mengingat lonjakan kasus covid-19 yang membuat faskes kewalahan dapat membuat nakes semakin rentan terpapar covid-19.

Data Koalisi warga LaporCovid-19 per 12 Agustus mencatat sudah ada 1.808 nakes yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker, epidemiolog, hingga petugas ambulans yang meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19 dalam 17 bulan terakhir.

"Jadi para nakes saya harap jangan segan-segan, jangan ragu, untuk mendapat Moderna. Karena itu memang memperkuat kekebalan dan juga mencegah varian baru terutama Delta," ujar Sri.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diketahui memulai pemberian vaksin booster Moderna kepada nakes sejak 16 Juli 2021. Per 12 Agustus, Kemenkes juga mencatat kurang lebih 119 ribu nakes rampung menerima suntikan ketiga vaksin Moderna.

Kemenkes baru-baru ini juga memutuskan sebanyak 8.000.160 dosis vaksin Moderna yang dikirimkan oleh pemerintah AS ke Indonesia melalui skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility akan diprioritaskan kepada nakes, namun sisanya akan diberikan kepada masyarakat umum.

Saat ini, Kemenkes juga tengah berproses mendistribusikan sebanyak 5.102.300 juta dosis vaksin Moderna untuk vaksinasi yang menyasar masyarakat umum di seluruh Indonesia. Dengan catatan, pemberian pada masyarakat umum bukan booster, melainkan suntikan dosis satu dan dua saja.

Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.02.06II/2025/2011 yang ditandatangani oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada 4 Agustus 2021 yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Tanah Air.

(khr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER