Fadli Zon Respons Mega: Minang Demokratis dan Antifeodalisme

CNN Indonesia
Jumat, 13 Agu 2021 08:57 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyebut justru sikap yang berbeda diperlihatkan oleh beberapa tokoh pemerintah pusat terhadap Sumbar.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membantah pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri yang menyebut Sumatera Barat (Sumbar) telah berbeda dari yang ia kenal.

Menurut Fadli, sikap yang berbeda justru diperlihatkan oleh beberapa tokoh pemerintah pusat terhadap Sumbar. Menurutnya, beberapa tokoh tersebut kurang memahami sejarah dan budaya Minang.

"Yg sdh beda justru sikap bbrp tokoh pemerintah pusat thd Sumbar krn kurang paham sejarah n budaya Minang yg demokratis n antifeodalisme," ucap Fadli lewat akun Twitter miliknya, @fadlizon, Jumat (13/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) itu menegaskan bahwa masyarakat Sumbar tidak pernah berubah.

Menurutnya, masyarakat Sumbar tetap memegang teguh prinsip yang dikenal dengan istilah basandi syarak, syarak basandi kitabullah atau adat yang digunakan harus bersendikan kepada syariat Islam yang pada gilirannya didasarkan pada Alquran dan Sunnah.

"Urang Minang (Sumatera Barat) dg adat istiadatnya "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" tak pernah berubah," ucap Fadli.

Berbeda, politikus PAN asal Sumbar, Guspardi Gaus menyatakan pernyataan Megawati soal Sumbar merupakan bentuk kepedulian seorang putri daerah.

Menurutnya, pernyataan Megawati itu harus dijawab dengan kerja nyata dengan melakukan lompatan dan berlari lebih kencang.

"Jadi boleh-boleh saja, tidak ada masalah, itu merupakan autokritik dari Bu Mega sebagai putri daerah, kegelisahan, kegalauan keprihatinan beliau menyampaikan dalam rangka memperingati Bung Hatta," ujar Guspardi.

Sebelumnya, Mega menyebut Sumbar telah berbeda dari yang ia kenal. Mega pernah mempertanyakan kegelisahannya ini kepada Ahmad Syafii Maarif, tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kelahiran Sumatera Barat.

"Di BPIP saya sebagai Ketua Dewan Pengarah, itu ada Buya Syafii, saya suka bertanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda?" kata Mega dalam Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa di kanal Youtube Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Kamis (12/8).

Mega mengatakan pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional. Namun kini, menurutnya, tokoh-tokoh Sumatera Barat tidak sepopuler dulu.
"Dulu saya tahunya tokoh dari Sumatera Barat, kenapa menurut saya (sekarang) tidak sepopuler dulu atau memang tidak ada produknya?" kata Mega.

"Padahal Sumatera Barat ketika sebelum kemerdekaan sampai setelah merdeka sampai selesai juga Bung Karno [sebagai presiden] itu kan tokoh-tokohnya luar biasa, ya," tambahnya.

(mts/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER