Vaksinasi Tak Merata: DKI 103 Persen, Lampung Baru 9 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 13 Agu 2021 17:26 WIB
Ketimpangan vaksinasi tak lepas dari langkah pemerintah pusat yang mengirim dosis dalam jumlah minim ke daerah luar Jawa.
Program vaksinasi Covid-19 dilaksanakan tak merata di berbagai daerah. Tak lepas dari pemberian stok vaksin yang minim terhadap daerah luar Jawa-Bali (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Program vaksinasi nasional yang bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus corona (Covid-19) belum dilaksanakan secara merata di berbagai daerah. Vaksinasi di Jawa dan Bali cenderung lebih tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 10 Agustus, daerah dengan penyuntikan dosis pertama paling tinggi adalah DKI Jakarta, yakni 103,91 persen dari target. Diikuti Bali dengan persentase 90,95 persen.

Penyuntikan vaksin paling banyak ketiga adalah Provinsi Kepulauan Riau dengan persentase 67,82 persen. Kepri menjadi daerah satu-satunya di luar Jawa-Bali yang telah melakukan penyuntikan vaksin di atas 50 persen dari target.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, penyuntikan vaksinasi dosis pertama yang terendah ada di Lampung yaitu 9,91 persen. Kedua, Maluku Utara dengan cakupan 12,47 persen dan Kalimantan Barat 14,54 persen.

Jumlah penyuntikan vaksin dosis kedua juga terjadi ketimpangan. Penyuntikan dosis kedua vaksin Covid-19 paling banyak dilakukan Provinsi DKI Jakarta, yaitu 45,09 persen. Diikuti Bali dengan 34,27 persen dan Kepulauan Riau 20,98 persen.

Lampung kembali menjadi provinsi terendah dalam aspek penyuntikan vaksin dosis kedua. Hanya 6,72 persen penyuntikan dosis kedua vaksin Covid.

Daerah lain yang juga masih tergolong rendah dalam hal penyuntikan vaksin dosis kedua yaitu Nusa Tenggara Barat dengan 6,76 persen.

Mengenai ketimpangan itu, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan 50 persen stok vaksin memang diberikan kepada daerah Jawa-Bali.

Hal itu dilakukan berdasarkan tingkat penularan dan jumlah kasus. Jawa-Bali masih tergolong tinggi, sehingga diberikan dosis vaksin lebih banyak.

"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," kata dia, Senin (26/7).

Daerah yang hanya memiliki sedikit stok vaksin kerap kali tidak sebanding dengan antusiasme masyarakat. Kerumunan tak jarang terjadi di sentra vaksinasi, karena begitu banyak masyarakat yang ingin disuntik vaksin.

Tak sedikit pula masyarakat yang telah datang ke sentra penyuntikan, mengantre panjang hingga berkerumun, namun tidak dapat suntikan vaksin karena keterbatasan dosis.

Kasus yang baru-baru ini terjadi yakni di RSUD Abdul Moeloek Lampung. Animo masyarakat yang tinggi sampai membuat kericuhan di sentra vaksinasi. Sebelumnya juga terjadi di Medan ketika Polri mengadakan sentra vaksinasi.

Alih-alih meminimalisir ketimpangan di berbagai daerah, aparatur negara justru masih tetap menggenjot cakupan vaksinasi di wilayah yang telah melampaui target. Misalnya di DKI Jakarta.

Kepolisian kini bakal menempeli stiker di rumah warga Jakarta yang belum menerima suntikan vaksin Covid-19. Polda Metro Jaya melakukan itu mulai hari ini, Jumat (13/8).

(yla/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER