Survei IPO: Kepuasan Publik ke Jokowi Tangani Pandemi Turun

CNN Indonesia
Sabtu, 14 Agu 2021 15:04 WIB
Hasil survei yang dilakukan IPO terhadap 1.200 responden menunjukkan kepuasan publik terhadap Jokowi dalam menangani pandemi terus turun.
Hasil survei yang dilakukan IPO terhadap 1.200 responden menunjukkan kepuasan publik terhadap Jokowi dalam menangani pandemi terus turun. Dok. Biro Sekretariat Presiden/Muchlis).
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani pandemi covid-19 menurun pada Agustus 2021.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi sempat menyentuh angka 56 persen pada hasil survei IPO April lalu. Namun, angka tersebut turun ke 52 persen pada hasil survei Agustus.

"Trennya memang selalu menurun tingkat kepuasan publik terhadap Presiden, terutama dalam penanganan pandemi Covid, meski masih di atas 50. Catatan IPO ada 52 persen menyatakan puas, 41 persen menyatakan tidak puas," kata Dedi dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan penurunan itu didapat dari hasil survei terhadap 1.200 responden yang dilaksanakan IPO pada 2-10 Agustus 2021 lalu. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan sampling error sebesar 2,5 persen dan tingkat akurasi data mencapai 97 persen.

Selain terhadap Jokowi, mayoritas publik juga menilai kinerja Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dalam menangani covid dan dampaknya belum cukup memuaskan. Dari hasil survei IPO, sebanyak 63 persen responden mengaku tidak puas dengan kinerja KPC-PEN.

"KPC-PEN yang dianggap komite utama dalam penanganan pandemi setelah Satgas Covid ini dianggap belum sesuai harapan. Hanya 37 persen yang menyatakan puas terhadap kinerja KPC-PEN, sementara 63 persen tidak puas," tuturnya.

Berdasarkan hasil survei IPO, secara umum publik juga tidak puas dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Apalagi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Yang menyatakan tidak puas (dengan kebijakan PPKM Darurat) sampai 67 persen. Dominan sangat luar biasa," ujarnya.

Hanya 14 persen lainnya yang menyatakan puas dengan kebijakan PPKM Darurat. Sementara, 19 persen lainnya mengaku ragu-ragu.

Selain itu, dari hasil survei IPO menunjukkan bahwa 78 persen publik merasa kebijakan PPKM Darurat tidak tepat. Hanya 22 persen yang menganggap PPKM sebuah kebijakan yang tepat dalam menangani pandemi.

IPO juga mencatat, 54 persen responden menilai bahwa pelaksanaan PPKM sejauh ini sudah cukup dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

(dmi/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER