IAKMI Sorot Pidato Jokowi Tak Singgung Angka Kematian Covid

CNN Indonesia
Senin, 16 Agu 2021 16:31 WIB
Presiden Jokowi dikritik lantaran bicara banyak soal penanganan pandemi tapi tidak menyinggung angka kematian warga akibat Covid-19.
Presiden Jokowi dikritik lantaran bicara banyak soal penanganan pandemi tapi tidak menyinggung angka kematian warga akibat covid-19 (ANTARA FOTO/SOPIAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra mengkritik pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR yang bicara banyak soal penanganan pandemi, tapi tidak menyinggung korban jiwa akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Hermawan menilai Jokowi memilih sektor ekonomi dan kesehatan berjalan beriringan ketimbang memprioritaskan misi pencegahan kematian. Padahal sudah lebih dari 100 ribu nyawa melayang akibat Covid-19.

"Bagaimana menghargai jiwa itu tentu tidak mampu dengan duit, dengan materi apapun. Artinya keselamatan jiwa tidak bisa dinilai dengan ekonomi," kata Hermawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (16/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Epidemiolog Universitas Indonesia ini juga menilai narasi Jokowi cukup menjanjikan dalam hal penanganan Covid-19. Namun lemah dalam strategi dan kebijakan.

Dia mengatakan, sebenarnya Jokowi sudah banyak berkoordinasi dengan berbagai ahli kesehatan untuk menangani pandemi Covid-19 dengan cara ilmiah. Tetapi tidak kunjung membuahkan hasil yang signifikan karena strategi penanganan pandemi yang belum kuat.

"Dari 3T yang sangat fundamental dalam pengendalian pandemi masih lemah di daerah-daerah. Jadi dari awal memang pilihannya menyeimbangkan kesehatan dan ekonomi, tapi intinya kita harus kendalikan pandemi dulu baru berharap ada pemulihan ekonomi," tutur Hermawan.

Sebelumnya, dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Presiden Jokowi bicara banyak soal penanganan Covid-19. Namun ia tidak menyinggung soal angka kematian Covid-19 di Indonesia yang tembus hingga 117.588 ribu.

Menurut data Worldometer yang diakses Senin (16/8) pukul 13:00 WIB, kasus kematian di Indonesia berada di urutan ke 13 secara global. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara dengan kasus kematian di atas 100 ribu.

Kasus kematian di kalangan tenaga kesehatan juga tergolong tinggi. Berdasarkan data LaporCovid-19 per 10 Agustus, total ada 1.808 tenaga kesehatan, Indonesia gugur melawan Covid-19.

Tenaga kesehatan dokter paling banyak mencatatkan kasus kematian dengan 640 kasus, kemudian perawat 594 kasus, Bidan 331 kasus, dan sisanya adalah tenaga pendukung kesehatan seperti apoteker, dokter gigi, rekam radiologi, terapis, hingga petugas ambulan.

"Kalau dilihat dari sudut kesehatan, nakes apakah itu perawat, dokter, bidan, analis, rekam medis, bertugas menyelamatkan jiwa. Ada 1 nyawa saja meninggal karena pandemi itu tidak mampu dinilai dengan pertumbuhan ekonomi, ini sesuatu yang harusnya disesalkan oleh pemerintah," ujar Hermawan.

(mln/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER