Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR 2021, Senin (16/8) menyatakan bahwa pihaknya selalu menjawab kritik yang membangun dengan tanggung jawab. Jokowi menyadari pemerintah mendapat begitu banyak kritik, terutama berkaitan dengan hal-hal yang belum diselesaikan.
"Selalu kita jawab dengan pemenuhan tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan HUT RI ke-76, Senin (16/8).
Hanya hitungan hari sebelum pidato itu. Nuansa pembungkaman kritik terjadi di jalanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), aparat di berbagai kota menghapus street art atau seni jalanan berupa mural, grafiti, dan mencopot baliho yang memuat kritik terhadap pemerintah. Di Banten, Polisii mencari orang yang menggambar mural wajah Jokowi dengan mata tertutup tulisan 404: Not Found di Batuceper, Kota Tangerang.
Profesor bidang riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Endang Turmudzi mengatakan munculnya mural sejatinya berisi kritik: mencerminkan pandangan masyarakat mengenai adanya suatu keadaan yang tidak benar.
Mural di Tangerang misalnya, menurut Endang merupakan kritik terhadap kekuasaan. Dalam keadaan pandemi, masyarakat melihat terdapat korupsi bansos, manajemen yang tidak benar hingga pengelolaan pemerintah yang cenderung otoriter.
"Itu semua kan dirasakan oleh masyarakat. Tapi memang sayangnya tidak semua masyarakat punya akses untuk mengemukakan kritik itu," kata Endang saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (16/8) malam.
Endang menyayangkan tindakan aparat memburu seniman yang membuat mural itu. Hal itu justru akan memunculkan mural-mural lain. Dia mengatakan peristiwa ini menunjukkan bahwa pengelolaan pemerintah antikritik dan represif. Sementara, tidak sedikit kebijakan yang dilihat masyarakat sebagai bentuk ketidakadilan.
"Ini katanya hanya ngomong aja seneng dikritik tapi orang ngritik kemudian diburu," ujarnya.
Lihat Juga :![]() Sidang Tahunan MPR Jokowi: Kritik yang Membangun Itu Sangat Penting |
Endang mengatakan pemerintah terkadang memang terlalu berlebihan dalam menanggapi kritik masyarakat. Selain terlihat dari bagaimana merespons mural, hal ini juga terlihat dari tindakan tentara menurunkan baliho yang bergambar Rizieq Shihab dengan dalih tidak berizin.
Sementara, belakangan muncul banyak baliho bergambar Puan Maharani. Hal ini mendorong munculnya kritik agar baliho juga diturunkan.
"Saya kira kalau penurunan baliho Puan maharani itu atas kritik masyarakat, ya mungkin pemerintah terpaksa menurunkan kalo dalam hal ini. Beda dengan penurunan Habib Rizieq yang dilakukan oleh tentara," ujarnya.
Endang mengakui, dalam konteks street art, memang terdapat perebutan ruang sosial. Sebab, ruang yang tersedia terbatas. Hanya saja, menurut Endang, akan menjadi tidak sehat jika pemerintah kemudian membuat untuk seniman mural tandingan.
"Sama juga pemerintah kemudian memelihara para buzzer yang melawan pengkritik pemerintah. Saya kira nggak sehat kalau begitu," jelas Endang.