Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mulai mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Meski begitu, penambahan angka kematian masih berada di atas 1.000 dalam sehari.
Mengenai vaksinasi, WHO menyorot ketimpangan yang terjadi di sejumlah daerah. Vaksinasi seolah hanya terpusat di kota besar. Kemenkes lalu ingin lebih transparan mengenai distribusi vaksin ke daerah.
Berikut perkembangan informasi seputar Covid-19 di Indonesia yang dirangkum oleh CNNIndonesia.com dalam 24 jam terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Satgas Covid-19 per Kamis (19/8) mencatat penambahan kasus positif sebanyak 22.053 kasus sehingga total kasus positif menjadi 3.930.300 kasus.
Angka sembuh bertambah sebanyak 29.012 kasus sehingga total 3.472.915. Selain itu, ada penambahan angka kematian 1.492 hari ini sehingga total menjadi 122.633.
Vaksinasi Covid-19 bertambah sebanyak 853.437 orang untuk dosis pertama dan 965.180 untuk dosis kedua. Total orang sudah divaksin dosis pertama 56.045.931 orang dan 30.368.525 orang untuk dosis kedua.
Penasihat Senior Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Diah Saminarsih menyoroti kondisi ketimpangan vaksin Covid-19 di Indonesia. Ketersediaan vaksin Covid-19 dinilai lebih banyak di kota besar di Pulau Jawa.
Lihat Juga :UPDATE CORONA 19 AGUSTUS Kasus Positif Covid Bertambah 22.053, Meninggal 1.492 |
Padahal keadilan vaksin Covid-19 merata di seluruh daerah bisa mempercepat langkah Indonesia agar segera keluar dari pandemi Covid-19.
"Masih ada hambatan vaksinasi di tingkat daerah yang hasilnya ada ketidakadilan vaksinasi," kata Diah dalam webinar, Rabu (18/8).
Kementerian Kesehatan memutuskan untuk membuka akses data distribusi dan stok vaksin virus corona (Covid-19) yang dapat digunakan masyarakat sebagai acuan data ketersediaan vaksin di daerahnya masing-masing.
Langkah ini baru dilakukan setelah mendapat kritik WHO soal transparansi data vaksin.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut, fitur dashboard 'Stock Vaksin' yang baru diluncurkan hari ini berisi jumlah vaksin yang diterima setiap daerah, kemudian vaksin yang telah digunakan, serta estimasi stok vaksin selama kurun waktu tertentu seperti sepekan hingga lebih dari dua pekan.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui ada beberapa obat Covid-19 yang tidak ditanggung oleh pemerintah sehingga bisa jadi ada pasien yang harus membayar mahal untuk perawatan.
"Memang nyatanya ada beberapa obat yang tidak ditanggung oleh pemerintah karena merupakan obat tambahan," kata Wiku melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/8).
Sebelumnya LaporCovid19 menyebut ada warga Denpasar yang mengaku harus membayar Rp220 juta untuk menebus obat Gammaraas. Obat ini merupakan salah satu obat terapi tambahan untuk pasien Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin Covid-19 produksi Amerika Serikat, Pfizer akan diprioritaskan untuk ibu hamil dan dewasa di atas usia 18 tahun.
"Hanya untuk usia 18 tahun ke atas dan ibu hamil," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).