Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi terhadap kawasan Kota Tua. Desain kawasan yang terletak di Jakarta Barat ini akan dibuat pada abad ke-17, tepatnya pada 1627 silam.
"Kenapa Kota Tua? karena Kota Tua ini jadi daya tarik yang luar biasa, menjadi permata Utara Jakarta, nanti akan kita didesain seperti pada saat 1627 sampai tahun 1632," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho dalam sebuah webinar, Senin (23/8).
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 22 AGUSTUS 2021 Rangkuman Covid: Ribuan Kasus di Akhir PPKM, DKI Zona Hijau |
Hari mengatakan revitalisasi akan dimulai dengan jalan di sekitar Kawasan Kota Tua seperti Jalan Lada. Nantinya, kata dia, akan dibuat tipologi dari pedestrian di jalan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seolah-olah kita kembalikan ke sejarah yang lama yaitu pada tahun 1627 sampai 1632, dan 1650 sampai 1667. Artinya esensi Kota Tua memang jadi kebanggaan kita pada zaman di Batavia dulu," katanya.
Hari menambahkan, pihaknya berencana bakal memberlakukan low emission zone (LEZ) di kawasan Kota Tua. Nantinya, tidak ada kendaraan yang diizinkan melintas selain TransJakarta.
Ia menyebut, pihaknya pun bakal membangun pedestrian yang ramah untuk pejalan kaki.
"Jadi orang ke Kota Tua itu mereka akan nyaman untuk bisa berjalan, maupun ada street furniture-nya, baik ada plaza-plaza maupun tempat duduknya. Jadi konsepnya, nanti akan kita integrasikan kereta apinya dari Kemenhub," ujarnya.
Terkait revitalisasi ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya membuka wacana untuk mengembalikan nama Kota Tua menjadi Batavia.
Nama Batavia merupakan pemberian Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1621.
Hal tersebut disampaikan Anies saat memberikan pidato dalam acara penandatanganan Pembentukan Joint Venture Kota Tua - Sunda Kelapa terkait revitalisasi kawasan tersebut, 28 April 2021.
"Sepanjang acara, saya tergelitik dengan tulisan Batavia di sebelah podium ini. Mengapa tidak nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia? Batavia mempunyai sejarah panjang," ujar Anies saat itu.
(yoa/kid)