IDI Bantah Vaksin Covid-19 Jadi Pemicu Badai Sitokin

CNN Indonesia
Selasa, 24 Agu 2021 16:24 WIB
IDI bantah vaksin Covid-19 dikaitkan badai sitokin. (CNN Indonesia/Melani Putri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban membantah isu yang menyebutkan bahwa vaksin virus corona (Covid-19) menjadi penyebab timbulnya badai sitokin pada pasien yang mengalami reinfeksi covid-19.

Badai sitokin merupakan kondisi saat tubuh terus menerus memproduksi sitokin sehingga kerja sitokin pun tak terkendali. Alih-alih melawan virus, badai sitokin justru menyerang organ atau jaringan manusia, padahal virus sudah mati atau tak ada di dalam tubuh.

"Vaksin Covid-19 menyebabkan badai sitokin setelah terjadi infeksi ulang. Sehingga membuat virusnya semakin mematikan dan membuat sebagian orang yang mendapatkan vaksin malah meninggal. Apakah benar? tidak benar," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi.

Zubairi memastikan hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin baik dengan platform mRNA, inactivated virus, dan lain sebagainya yang menjadi pemicu munculnya badai sitokin pada penyintas covid-19 maupun pasien yang mengalami reinfeksi.

Ia menambahkan, hingga kini tidak pula ditemukan fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada semua jenis vaksin Covid-19, termasuk jenis vaksin yang sudah beredar di Indonesia. Fenomena ADE menurutnya selama ini baru tampak pada kasus dengue.

"Sebab itu, masyarakat tidak perlu takut dan khawatir untuk mendapatkan vaksinasi," ujar Zubairi.

Dokter Spesialis Paru Erlang Samoedro sebelumnya menyebut aktivitas badai sitokin menyebabkan organ rusak dan kondisi pasien pun dengan cepat memburuk. Sitokin bisa memicu kematian sel dan organ.

Pada kasus Covid-19, organ yang rusak umumnya adalah paru-paru dan bisa menyebabkan kebocoran paru, pneumonia dan kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi itu menurutnya akan meningkatkan risiko kematian pada orang orang yang terkena badai sitokin.

Infografis - Badai Sitokin pada Covid-19

(khr/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK