Pakar Sebut RI Berpotensi Masuk Fase Hiperendemi Bukan Endemi

CNN Indonesia
Rabu, 25 Agu 2021 11:58 WIB
Dewan Pakar IAKMI Hermawan Saputra menyebut Indonesia berpotensi masuk fase hiperendemi ketika beberapa negara lain masuk tahap endemi usai mencabut status pandemi virus corona (Covid-19). Ilustrasi (CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra menyebut Indonesia berpotensi masuk fase hiperendemi ketika beberapa negara lain masuk tahap endemi selepas pandemi virus corona (Covid-19).

"Kalaupun pandemi itu dicabut, boleh jadi menjadi endemi, bahkan hiperendemi. Indonesia potensial menjadi negara hiperendemi," kata Hermawan kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/8).

Sebagai informasi, pandemi merujuk pada situasi wabah penyakit yang terjadi serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.

Sementara endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu. Biasanya, penyakit tersebut sudah bisa dikendalikan dalam jangka waktu yang lama.

"Hiperendemi bisa jadi kasus itu masih tinggi, karena statusnya dicabut WHO. Artinya kasus itu belum terkendali secara signifikan," ujar Hermawan.

Hermawan menilai WHO belum mencabut status pandemi global karena penyebaran Covid-19 di sejumlah negara masih kritis, termasuk Indonesia. Menurutnya, Indonesia belum bisa mengendalikan penularan virus corona dengan baik. Hal ini terlihat dari tambahan kasus positif dan kematian Covid-19 yang masih terbilang tinggi.

"Kita ini dilihat oleh WHO belum keluar dari critical momentum-nya malah. Artinya masih tinggi ya angka kesakitan, kematian, dan sebagainya," katanya.

Hermawan mengaku tak tahu kapan WHO akan mencabut status pandemi global. Namun, ia memprediksi keputusan itu bisa saja dilakukan akhir tahun ini karena beberapa negara sudah bisa mengendalikan penyebaran virus corona.

"Perkiraan saya WHO akan mencabut pandemi ini di akhir 2021. Melihat konstelasi global, banyak negara dunia yang sudah mampu mengendalikan," ucapnya.

Buat Perencanaan Fase Hiperendemi

Hermawan mengusulkan pemerintah menyiapkan perencanaan (road map) secara menyuluruh sebelum memasuki fase hiperendemi. Menurutnya, pemerintah tak cukup hanya hanya menyiapkan protokol kesehatan.

"Negara kita potensial menjadi hiperendemi, road map-nya harus menyeluruh," kata Hermawan.

Hermawan menyatakan permasalahan Covid-19 itu kompleks. Menurutnya, yang dihadapi bukan hanya penambahan kasus Covid-19, melainkan penyakit peneyerta atau komorbid pasien yang bisa memperburuk kondisi.

Hermawan menyoroti beberapa penyakit besar yang sudah dianggap berisiko tinggi saat tertular Covid-19, seperti stroke, jantung, gagal ginjal, diabetes, tuberkolosis, dan malaria. Menurutnya, road map yang harus disiapkan harus mengacu pada ketahanan kesehatan di masyarakat.

"Road map bukan hanya Covid nya, tapi menyangkut risiko penyakit lain yang menjadi faktor yang memperburuk keadaan," ujarnya.

"Kalau bicara kesehatan itu, dalam road map seolah hanya rumah sakit, dokter, dokter spesialis, klinik. Padahal upaya ketahanan kesehatan masyarakat itulah yang menjadi hulu," kata Hermawan menambahkan.

Sebelumnya Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengungkap Presiden Joko Widodo memiliki rencana program yang diistilahkan sebagai "pandemik bertransisi menuju endemik".

Pemerintah sedang menyusun sejumlah program untuk mencapai itu dan mulai dilaksanakan tahun 2022.

"Khusus tahun depan, kita lihat perlu ada program menggeser atau yang diistilahkan Bapak Presiden adalah dari pandemik bertransisi menuju endemik," kata Airlangga dalam wawancara eksklusif di CNNIndonesia TV, Kamis (29/7).

Sampai kemarin, Selasa (24/8), total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.008.166 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.606.164 orang sembuh, 128.252 orang meninggal, dan 273.750 orang masih dalam perawatan.

Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Rabu (25/8) pukul 16.03 dari semula berjudul "Pakar Sebut Indonesia Masuk Fase Hiperendemi Bukan Endemi".



(yla/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK