Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan herd immunity atau kekebalan komunal terhadap virus corona masih relevan dan bisa tercapai di Indonesia.
Nadia mengatakan target itu akan tercapai dengan cara vaksinasi 70 persen penduduk di akhir 2021. Ia juga optimistis, herd immunity tetap bakal tercapai meski kasus mutasi virus SARS-CoV-2 terus bertambah dan beragam varian.
"Kita berharap kekebalan kelompok masih bisa menjadi sesuatu yang bisa kita capai, asal lebih cepat dan lebih banyak orang yang mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin," kata Nadia dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Antara TV Indonesia, Kamis (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia menjelaskan, herd immunity lewat vaksinasi masih relevan, lantaran saat ini target sasaran vaksinasi Indonesia sudah bertambah menjadi 208.265.720 orang, dari yang awalnya 181.554.465 orang saja. Dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia berjumlah 270 juta, maka sasaran vaksinasi saat ini mencapai 77 persen penduduk.
Selain itu, ia memastikan sedari awal pemerintah menghitung herd immunity berdasarkan efikasi vaksin sebesar 60 persen dengan kondisi reproduction number (Ro) Covid-19 kurang dari 1. Dengan tingkat efikasi vaksin di Indonesia yang melebihi 50 persen dan target vaksinasi rampung 70 persen penduduk, maka menurutnya perhitungan itu telah terlampaui.
"Kita sudah mengambil batas terendah dari sebuah efikasi vaksin, di mana pada waktu itu perhitungannya 55-60 persen," jelasnya.
Untuk itu, Nadia meminta agar masyarakat tidak lagi memilih merek vaksin dan mendukung proses akselerasi vaksinasi di Indonesia. Agar target vaksinasi 70 persen penduduk minimal untuk dosis satu rampung pada Desember 2021, dan diharapkan herd immunity bisa tercapai di Indonesia.
Sementara terkait mutasi Covid-19, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes mencatat, terkini sudah ada 1.823 varian B1617.2 Delta yang sebarannya telah meluas hingga ke 31 provinsi di Indonesia.
Kemenkes juga mencatat 64 kasus varian B117 Alfa dan 17 kasus varian B1351 Beta. Ketiga varian tersebut merupakan 'Variant of Concern (VoC)' alias varian yang diwaspadai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
WHO dalam hal ini, baru menetapkan empat varian yang masuk kategori ini yaitu B117, B1351, B1617, dan P1. Hanya P1 yang belum teridentifikasi di Indonesia.