Pakar Minta Kemenkes Benahi Data Kematian Covid Agar Aktual

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 12:57 WIB
Epidemiolog UI Tri Yunis Miko menyebut meski terjadi penurunan kasus kematian harian, namun tingkat kematian (fatality rate) di Indonesia masih cukup tinggi.
Kemenkes diminta memperbaiki data kasus positif hingga kematian akbat Covid-19. Ilustrasi (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperbaiki pelaporan data kasus positif dan kematian Covid-19. Menurutnya, perbaikan data ini perlu dikerjakan agar pemerintah bisa menentukan secara tepat penanganan pandemi.

Miko mengatakan meski secara grafik terjadi penurunan kasus kematian harian, namun tingkat kematian (fatality rate) di Indonesia masih cukup tinggi.

"Pertama dan yang harus dilakukan adalah memperbaiki data kasus kematian harus aktual, jangan terlambat terlapor, sehingga upaya penanganan di daerah dengan kematian tinggi bisa jadi perhatian utama pemerintah," kata Miko kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Miko menyebut tingkat kematian Covid-19 di Indonesia menurut data Kemenkes sebesar 2,9 persen. Jika asumsi 20 ribu kasus positif Covid-19 ditemukan dalam sehari, tambahan kasus kematian seharusnya di angka 580-600 per hari.

Namun, kata Miko, apabila kasus positif Covid-19 berkisar di angka 18.000-20.000 dan kasus kematian mencapai 1.000 sehari, tingkat kematian sejatinya adalah 5 persen bukan 2,9 persen.

Menurutnya, jika tingkat kematian benar di angka 2,9 persen dengan laporan kasus kematian harian 1.000 kasus, setidaknya ada 50.000 kasus positif ditemukan per hari.

"Jadi ini antara kasus positifnya tidak terlapor, atau kasus kematiannya tidak terlapor," ujarnya.

Selain persoalan data, Miko juga turut menyinggung kesiapan rumah sakit dan petugas fasilitas kesehatan lainnya untuk memantau pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah.

Menurutnya, tak menutup kemungkinan pasien Covid-19 yang isoman tiba-tiba mengalami perburukan hingga berakhir pada kematian. Miko pun tak yakin pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman lansung terlapor ke pusat.

"Peran pusat, dalam hal ini Kemenkes adalah memastikan penguatan petugas isoman di daerah agar pasien tak berujung pada kematian, dan melakukan pemantauan data setiap hari supaya terlapor dengan benar, sehingga tidak ada rapel data," jelas Miko.

Sebelumnya, Kemenkes mengatakan ada penurunan kasus kematian menjelang akhir Agustus 2021. Selain penurunan kasus kematian, Kemenkes juga mengatakan ada penurunan tingkat hunian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR).

Sementara itu kasus kematian harian masih terus bertambah di angka 1.000 kasus sehari, meskipun kasus kematian pada 23 Agustus turun menjadi 842 kasus dan 26 Agustus sebesar 889 kasus.

Menurut Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, tingginya kasus kematian harian karena ada perapelan data yang sempat tidak terlapor oleh daerah.

Hingga Rabu (25/8) jumlah kasus kematian mencapai 129.191 kasus, total positif 4.026.837 kasus. Pada hari itu penambahan kasus kematian sebanyak 1.041 kasus dengan tambahan kasus positif 18.671 kasus.



(mln/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER