Ahli Dorong Lanjutkan PPKM, Antisipasi Lonjakan di September

CNN Indonesia
Senin, 30 Agu 2021 12:36 WIB
Epidemiolog Dicky Budiman menilai kasus covid akan mengalami lonjakan yang diakibatkan pengaruh kasus mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2 di Tanah Air.
Ilustrasi Jakarta di tengah pandemi covid. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4,3, dan 2 di Jawa Bali maupun di luar wilayah itu diperpanjang hingga penambahan kasus virus corona (covid-19) di Indonesia benar-benar mengalami penurunan yang signifikan.

Dicky mengatakan, perpanjangan PPKM dengan levelling harus dilakukan mengingat Indonesia berpotensi mengalami lonjakan kasus covid-19 pada akhir September hingga awal Oktober 2021 mendatang.

"PPKM dilanjutkan kembali, karena tujuan PPKM ini memperlambat transmisi. Apalagi ada potensi akhir September akan terjadi lonjakan kasus infeksi dan juga kematian, akibatnya banyak kasus infeksi dalam perjalanan PPKM yang tidak terdeteksi," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (30/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dicky memproyeksikan jumlah sebaran kasus covid-19 di luar Jawa-Bali akan mulai meningkat pada akhir September dan kemudian baru melandai di pertengahan Oktober. Sementara Jawa-Bali, baru akan mulai mengalami pelandaian pertengahan September 2021.

Dicky menyebut, selama masa lonjakan itu, maka kasus covid-19 akan mulai mengalami peningkatan dan menyebabkan fasilitas pelayanan kesehatan mulai penuh. Sementara, akhir-akhir ini, pemerintah melaporkan kondisi tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) RS covid-19 mulai melandai.

Prediksi itu Dicky sampaikan berdasarkan kajian epidemiologis dan pengamatan karakteristik lonjakan kasus covid-19 di Indonesia dan global selama ini. Menurutnya, kasus covid-19 akan mengalami lonjakan yang diakibatkan pengaruh kasus mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2 di Tanah Air.

"Masa krisis di Jawa-Bali dan Madura itu belum selesai dengan gelombang delta ini. Karena rata-rata negara yang diserang varian delta paling cepat 10 minggu, dan rata-rata itu 12 minggu," jelasnya.

Dicky meminta agar seluruh pihak mampu sama-sama mengerti bahwa mobilitas warga yang tidak dibatasi dapat membuat Indonesia mengalami puncak gelombang kasus yang tiada hentinya.

"Jadi gelombang serangan varian Delta ini belum berakhir, masa-masa krisis itu masih ada. Apalagi potensi lonjakan di daerah-daerah seperti kabupaten yang memiliki lansia dengan jumlah banyak, itu tentu perlu diwaspadai," kata dia.

Lebih lanjut, Dicky juga meminta agar pemerintah tidak terlalu sering melakukan relaksasi kebijakan pada setiap pekan keputusan perpanjangan PPKM levelling di Indonesia. Ia menilai, indikator penilaian levelling di Indonesia masih belum detail dan menyerupai fakta kasus di lapangan.

"Seperti seharusnya kalau level 1 itu ya untuk daerah yang positivity ratenya di bawah 3 persen, harus itu," ujar Dicky.

Sebagaimana diketahui, PPKM Level 4, 3, dan 2 di Jawa-Bali yang dimulai sejak 24 Agustus lalu berakhir hari ini, Senin (30/8). Masih belum diketahui secara pasti apakah pemerintah akan melakukan perpanjangan PPKM lagi atau mulai melakukan relaksasi pembatasan masyarakat.

Namun demikian, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya juga sempat menegaskan bahwa kebijakan PPKM akan terus berlaku selama covid-19 masih menjadi pandemi. Luhut menilai PPKM merupakan instrumen bagi pemerintah untuk menyeimbangkan antara pengendalian wabah dan ekonomi masyarakat.

Untuk itu, ia menyatakan penentuan level atau tingkatan pada penerapan PPKM menyesuaikan dengan kondisi penularan di daerah masing-masing. Semakin rendah level, kata dia, maka semakin mendekati kehidupan normal bagi aktivitas masyarakat.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER