Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Jamal Wiwoho meminta pemerintah menggenjot vaksinasi kepada mahasiswa dan dosen sebelum pembelajaran tatap muka (PTM) digelar di kampus.
Beberapa kampus, katanya, saat ini enggan menggelar PTM karena khawatir akan menjadi klaster baru Covid-19.
"Ya, mestinya itu, pembelajaran tatap muka harus disertai dengan kesempurnaan vaksin. Semuanya harus bisa dijamin," kata Jamal lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Jamal, sejumlah perguruan tinggi masih menunggu edaran dari pemerintah daerah terkait izin pembelajaran atau perkuliahan tatap muka. Masalahnya, tak semua pemda memberi izin kendati status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)-nya level 1-3.
"Jadi, izin dari atau kondisi daerah yang ditemukan oleh pemerintahan kota atau kabupaten atau bahkan provinsi itu yang dijadikan rujukan," kata dia.
Kampusnya sendiri, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, yang masuk dalam PPKM level 3, akan memulai PTM secara terbatas pada Senin (6/9).
"Minggu depan, Senin itu sudah mulai, di tanggal 6 [September], karena apa, karena edarannya kan baru kemaren, tentang boleh membukanya itu," kata Jamal, yang juga merupakan Rektor UNS itu.
Pihaknya tengah dalam proses persiapan pasca-terbitnya edaran izin belajar tatap muka dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Rencananya, ucap Jamal, belajar tatap muka akan diutamakan lebih dulu bagi mahasiswa semester awal dan berdomisili di Solo. Sebab, mereka umumnya telah disuntik vaksin. Pihaknya juga akan menggelar pertemuan dengan para wali mahasiswa untuk memberi pembelakalan sebelum PTM digelar.
"Kita juga akan mencoba ketemu dengan orang tua. Ada pembekalan lah di samping dengan mahasiswa," kata dia.
Jamal menerangkan, pembelajaran tatap muka rencananya akan dibatasi maksimal 30 persen kapasitas atau 25 orang. Maksimal mata kuliah yang diajarkan per hari maksimal 2 mata kuliah, dengan masing-masing jam pelajaran maksimal 1 jam.
Selain itu, lanjutnya, belajar di kelas hanya dibolehkan bagi mahasiswa yang telah divaksin.
![]() |
Saat ini, ia menyebut angka vaksinasi kepada mahasiswa di Solo mencapai 20 ribu. Jumlah itu hampir mencapai keseluruhannya, begitu pula bagi dosen dan karyawan.
"Kalau di UNS, itu dosen dan karyawan sudah semuanya divaksin dua kali. Yang mahasiswa ini kan, banyak di luar. Vaksin itu kan dasarnya banyak yang menggunakan KTP, dengan menggunakan KTP. Yang mahasiswa KTP Solo dan sekitarnya itu sudah," kata dia.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Universitas Indonesia (UI), Depok, Amelita Lusia belum dapat memastikan jadwal PTM kendati daerahnya berada di wilayah PPKM Level 3.
Saat ini, ia masih menunggu surat edaran resmi dari Pemerintah Kota Depok.
Meski begitu, kata Amel, UI telah melakukan metode belajar campuran sejak setahun terakhir. Pihaknya mengizinkan kegiatan di kampus terutama bagi mahasiswa praktik seperti di Fakultas Teknik.
"Terkait dengan pertanyaan [kapan PTM], saat ini kami masih menunggu adanya surat edaran resmi," kata dia.
Kemendikbudristek tak memiliki data pasti terkait jumlah perguruan tinggi yang telah menggelar belajar tatap muka. Plt Dirjen Dikti, Nizam menyebut belajar tatap muka di kampus masih bergantung Kebijakan daerah.
(thr/arh)