3 Kasus Kerumunan di Acara Jokowi, Berulang Meski Diingatkan

CNN Indonesia
Kamis, 02 Sep 2021 15:43 WIB
Sejumlah pembagian barang-barang oleh Presiden Jokowi kepada warga dalam kunkernya memicu kerumunan.
Salah satu interaksi antara Presiden Jokowi dengan warga dalam kunker. Beberapa di antaranya memicu kerumunan di masa pandemi. (Foto: AACC2015/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pembagian barang-barang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja (kunker)-nya di sejumlah daerah berujung pada kerumunan warga di masa pandemi. Meski sudah dikritik, kasus itu kembali terjadi.

Kejadian terbaru adalah kasus kerumunan warga di Bandara Cakrabhuwana, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (2/9). Warga yang sudah berkumpul sejak pagi menunggu kedatangan Jokowi berebut sembako yang dibagikan dari salah satu mobil rombongan RI-1.

Berdasarkan data CNNIndonesia.com, kerumunan warga dalam kunker presiden selama pandemi terjadi beberapa kali. Para pakar dan aktivis pun sudah mengingatkan berulang kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerumunan NTT

Kasus kerumunan dalam kunker Jokowi selama pandemi pertama kali terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), 23 Februari.

Kala itu, kehadiran Jokowi di NTT bertujuan untuk meninjau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah serta Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Sejumlah rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan rombongan mobil kepresidenan yang dikeliling kerumunan warga. Rombongan presiden pun sempat terhenti di tengah jalan akibat banyaknya masyarakat di jalan.

Jokowi kemudian tampak membuka atap mobil sembari menyapa warga yang mengerumuni iring-iringan kepresidenan. Sesekali Jokowi menunjuk masker di mulutnya seraya mengingatkan warga akan kedisiplinan protokol kesehatan.

Selain itu dirinya juga didapati melemparkan sejumlah kaos kepada kerumunan masyarakat. Buntut kerumunan tersebut Jokowi kemudian dilaporkan ke polisi oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan ke Bareskrim Polri, Kamis (25/2).

Pelapor merupakan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan yang menilai adanya pelanggaran protokol kesehatan (prokes) pencegahan penyebaran Covid-19 selama kunker Jokowi di NTT.

Sejumlah epidemiolog pun menilai insiden kerumunan yang terjadi saat kunker tersebut kurang tepat untuk menjadi teladan nasional. Kerumunan itu juga dikatakan berpotensi meningkatkan resiko penularan virus corona di tengah masyarakat.

Kendati demikian, laporan dugaan pelanggaran prokes tersebut kemudian ditolak oleh Bareskrim Polri.

Alasannya, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono, masyarakat yang datang berkerumun dikarenakan inisiatif sendiri karena ingin melihat Jokowi dan bukan atas dasar undangan atau ajakan berkumpul.

Sekretariat Presiden (Setpres) menyampaikan kerumunan penyambutan Presiden Jokowi di NTT terjadi secara spontan dan bentuk antusiasme warga setempat.

"Jadi sebenarnya, itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Selasa (23/2).

Berlanjut ke Halaman Berikutnya...

Lebih Banyak Mudarat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER