Polisi Duga Pencurian Data PeduliLindungi Tak Cuma di Jakut

CNN Indonesia
Jumat, 03 Sep 2021 20:10 WIB
Polda Metro Jaya tengah menyelidiki lebih lanjut soal kemungkinan penjualan sertifikat palsu bersumber data aplikasi PeduliLindungi di tempat lain.
Kapolda Metro Jaya Fadil Imran mendalami dugaan modus pencurian data PeduliLindungi selain di Jakut. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian menduga pembuatan sertifikat vaksin palsu dengan modus ilegal dan pencurian data di aplikasi PeduliLindungi juga terjadi di tempat lain. 

Sebelumnya, polisi mengungkap penjualan sertifikat vaksin palsu bersumber data di aplikasi PeduliLindungi di Jakarta Utara.

"Penyidik juga sedang mendalami modus operandi seperti ini bisa saja terjadi di tempat lain," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam konferensi pers, Jumat (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyidik, kata Fadil, akan melakukan penyisiran untuk memastikan agar kasus serupa tidak kembali terulang.

"Kita benar-benar akan melakukan proses-proses penyisiran dan penyelidikan agar ini tidak terjadi kembali," ujarnya.

Polisi sebelumnya mengungkap kasus akses ilegal dan pencurian data di aplikasi PeduliLindungi yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat sertifikat vaksin.

Seorang staf Kelurahan Muara Karang berinisial HH ditetapkan pun ditetapkan sebagai tersangka. Ia diketahui secara leluasa bisa mengakses data kependudukan atau NIK dan akses Pcare.

Selain itu, ada tiga orang lain yang juga ditetapkan sebagai tersangka. Yakni FH selaku pembuat sertifikat vaksin palsu dan AN serta DI selaku pemesan.

Dalam kasus ini, sebanyak 93 sertifikat vaksin palsu yang terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi berhasil dibuat dan dijual ke masyarakat. Saat ini, polisi tengah mendalami dan menyelidiki puluhan sertifikat vaksin palsu yang sudah dijual oleh para pelaku

Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 30 dan atau Pasal 32 UU ITE dengan ancaman enam tahun penjara dan denda sebanyak Rp600 juta.

(dis/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER