Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyebut Kabupaten Maybrat, Papua Barat sebagai wilayah konflik mereka dengan TNI. Karena itu OPM meminta warga sipil terutama pendatang untuk menghindari wilayah ini.
Sebelumnya di Maybrat ada aksi penyerangan terhadap Pos Ranmil yang menewaskan 4 TNI. Baku tembak juga sempat terjadi kemarin di sebuah jembatan.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom meminta masyarakat sipil berhati-hati di wilayah Maybrat. Bila diperlukan, warga bisa pindah ke Kota Sorong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami beri peringatan kepada masyarakat untuk segera tinggalkan wilayah dan pindah ke Kota Sorong, perang tidak akan berhenti," kata Sebby dalam keterangan tertulis, Selasa (7/9).
Sementara itu Bupati Maybrat Papua Barat, Bernard Sagrim menyatakan bahwa penyerangan Pos Ramil Kisor yang menewaskan empat anggota TNI AD adalah kasus tersadis.
"Peristiwa seperti ini baru pernah terjadi dalam ratusan tahun di kehidupan kami orang Maybrat Ayamaruraya, Aitinyo raya dan Aifat raya," kata Bernard Sagrim di Maybrat, Senin (6/9) seperti dilansir dari Antara.
Dia mengatakan bahwa penyerangan dan pembantaian anggota TNI AD tersebut baru kali ini terjadi di Maybrat. Pertikaian lokal sering terjadi tapi tidak sesadis kasus penyerang Posramil Kisor.
Siapapun orangnya, kata dia, beragama ataupun tidak beragama, ini merupakan perbuatan keji yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum.
"Kami serahkan kepada bapak Kapolda mengusut untuk mengetahui siapa dan dari kelompok mana yang melakukan perbuatan tersebut," kata Bernard.
Eskalasi situasi di Maybrat tengah meningkat pasca penyerangan Pos Ranmil Kisor pada Kamis (2/9) dini hari sekira pukul 04.00 WIT. Akibatnya, empat prajurit TNI meninggal dunia.
TNI memperkirakan ada puluhan anggota kelompok bersenjata Papua yang melakukan penyerangan. Sementara, anggota yang bertugas menjaga Pos Ranmil itu tak sebanding.
Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menyatakan bakal menjamin keselamatan masyarakat pascapenyerangan.
"Kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang apabila ada yang merasa masih merasa ketakutan, saya memberikan jaminan keselamatan masyarakat," kata Nyoman dalam keterangan tertulis saat mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP), Sabtu (4/9).
Sebanyak 20 orang yang diduga menyerang Pos Ranmil identitasnya sudah dikantongi. Tiga diantaranya sudah ditangkap. Pengejaran masih terus dilakukan pada para pelaku.
Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Rabu, 8 September 2021, dari sebelumnya "OPM Ajak TNI Perang di Maybrat, Warga Sipil Diminta Minggat".
(mjo/gil)