Diketahui ruas jalan tersebut menjadi perlintasan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja ke Yogyakarta hari ini.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta agar tak suuzon terkait penghapusan coretan itu. Ia mengatakan penghapusan coretan tersebut karena pembersihan rutin mingguan, bukan hanya mural terkait.
"Kita kan membersihkan rutin, bukan [cuma] membersihkan muralnya loh," kata dia kepada wartawan.
Mengutip dari akun instagram Gejayan Memanggil yang mengabadikan diduga coretan atau poster sebelum diblok hitam itu adalah gambar sosok yang bagian mata ditutup tulisan '404 Not Found' dan tulisan 'Rezim Takut pada Gambar'.
Dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Jumat (10/9), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X lebih mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 di wilayahnya.
Jokowi menyampaikan instruksinya kepada Sultan dalam rapat internal bersama forkopimda provinsi dan kabupaten/kota di Gedhong Pracimasono, Kompleks Kepatihan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Jumat (10/9).
"Mempercepat vaksinasi sama hati-hati untuk membuka (tempat publik) secara bertahap," kata Sultan usai rapat.
Namun, kata Sultan, Jokowi tidak memberikan target tertentu kepada DIY ini untuk vaksinasi ini.
"Vaksin harus dilakukan sebanyak mungkin biarpun baru dosis pertama," sambungnya.
Diketahui, sejak Agustus 2021, Pemprov DIY mematok target 20 ribu vaksinasi per hari demi mencapai 80 persen sasaran tervaksinasi dosis pertama pada Oktober 2021. Harapannya, kekebalan komunal (herd immunity) atas virus corona bisa lekas terwujud.
Akan tetapi, menurut Sultan, capaian 20 ribu sehari ini belum terpenuhi hingga kini. Cakupan harian bahkan bisa dibilang masih jauh dari targetnya.
"Kita rata-rata masih 11 koma sekian ribu (vaksinasi per hari), jadi Oktober itu harapan saya 80 persen sudah tercapai. Sekarang baru 66 koma sekian (persen)," tutur Sultan.
"Kita harus meningkatkan minimal 20 ribu per hari, selama nggak bisa seperti itu ya menyelesaikannya di akhir tahun ini akan selesai," sambungnya.
Sultan menegaskan, kendala misi vaksinasi DIY ini bukan pada stok vaksin yang menurutnya masih mencukupi. Persoalannya, adalah jajaran kabupaten/kota yang harus lebih intens melakukan akselerasi vaksinasi.
"Vaksinnya ada di baik provinsi, kabupaten/kota. Provinsi sekadar stok saja. Yang melakukan kan kabupaten/kota. Yang penting kabupaten/kota sregep (rajin) aja vaksin," katanya.
Berdasarkan data dari Pemda, capaian vaksinasi di DIY per 9 September dari total sasaran 2.879.699 sasaran telah terpenuhi 66,42 persen untuk dosis pertama. Sedangkan dosis kedua baru 29,71 persen.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, capaian vaksinasi yang belum sesuai arahan provinsi ini disebabkan lantaran pihaknya khawatir persediaan dosis kedua tak mencukupi.
Pemerintah Kota Yogyakarta, klaim Haryadi, selalu mencadangkan dosis untuk vaksinasi dosis kedua.
"Kami cadangkan untuk memberikan keamanan untuk yang sudah vaksin pertama. Percepatan (vaksinasi) kan mengakibatkan vaksin pertama kita kan gencar. Tapi saya cadangkan untuk vaksin keduanya," paparnya.
Kepada Haryadi, Jokowi pun berpesan agar tak perlu mengkhawatirkan persediaan vaksin. Stok tersedia dimintanya untuk didistribusikan segera.
"Pokoknya apa yg ada, disuntikkan aja. Urusan (dosis) kedua nanti urusan Pusat. Kalau minta dosis kedua akan kami percepat bantuan dari pusatnya," tutupnya.
Jokowi sendiri menekankan pentingnya upaya perluasan vaksinasi Covid-19. Dia menargetkan pada akhir tahun 2021 ini 70 persen lebih sasaran di seluruh Indonesia tervaksinasi.
"Dengan vaksinasi ini bisa memberikan perlindungan, proteksi kepada masyarakat sehingga kita semuanya bisa beraktivitas seperti biasa," kata Jokowi kala meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di JEC, Bantul, DIY, dilihat dari kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Jumat (10/9).