Sosok hacker asal China, Thanos, menjadi sorotan publik nasional setelah diduga meretas sedikitnya 10 jaringan kementerian di Indonesia dan Badan Intelijen Nasional (BIN).
Presiden Joko Widodo sendiri pernah menyinggung karakter fiksi, Thanos, tokoh antagonis dalam Avengers: Infinity War saat membacakan pidatonya di World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, 12 September 2018 silam.
Dalam forum tersebut, Jokowi mengatakan bahwa kondisi perekonomian di dunia mengarah pada Infinity War (perang tanpa batas).
"Kita belum pernah menghadapi perang dagang dengan eskalasi seperti saat ini sejak Great Depression di tahun 1930-an," kata Jokowi kala itu.
Meski demikian, kata Jokowi, ia dan rekan Avengers-nya siap menghalangi niat jahat makhluk bertubuh besar itu.
Menurut Jokowi, Thanos merupakan sosok yang ingin memusnahkan setengah populasi di dunia. Hal itu Thanos lakukan agar separuh populasi yang bertahan bisa menikmati sumber daya per kapita sebanyak dua kali lipat.
"Thanos ingin memusnahkan setengah populasi di bumi karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas," ujar Jokowi.
Thanos meyakini bahwa sumber daya alam di bumi terbatas. Jokowi membantah keyakinan ini. Sumber daya alam menurutnya tidak terbatas.
Perkembangan teknologi bisa membuat sumber daya alam lebih banyak. Teknologi terus berkembang dan membuat barang-barang di dunia seperti televisi, kamera, buku, surat kabar, dan pemutar musik tergantikan oleh smartphone dan tablet yang ringan.
"Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang berat telah tergantikan oleh panel surya dan kincir angin yang ringan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, ekonomi didorong sumber daya manusia yang tidak terbatas, bukan sumber daya alam.
Generasi muda di Indonesia, kata Jokowi juga memotori munculnya fenomena ledakan e commerce dan ekonomi digital. Ia membanggakan empat unicorn asal Indonesia bernilai miliaran dolar AS.
"Saat ini, kami memiliki empat unicorn atau startup bervaluasi di atas US$1 miliar di Indonesia dan tentu saja sumber daya manusia sekarang mendorong revolusi industri 4.0," kata Jokowi bangga.
Karena itu, Jokowi menyebut bahwa pemerintah Indonesia membuat program Revolusi Industri 4.0. Ia yakin Revolusi Industri 4.0 akan menciptakan lapangan kerja dalam jangka pendek dan panjang.
Kesenjangan juga akan turun karena salah satu watak dari revolusi tersebut adalah turunnya biaya jasa dan barang.
"Sehingga menyebabkan produk tersebut lebih murah dan mudah dijangkau bagi kalangan berpendapatan rendah," tutur Jokowi.
Tiga tahun berselang sejak Jokowi membacakan pidatonya di Hanoi, hacker asal China, Thanos justru membayang-bayangi keamanan digital Indonesia.
Peneliti keamanan internet The Record, Insikt Group, mengungkap ada 10 kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia termasuk BIN yang dijebol oleh Mustang Panda Group.
Peretas asal China itu menggunakan private ransomware bernama Thanos.
Peretasan ini disebut berkaitan dengan upaya spionase Tiongkok dalam menghadapi tensi di Laut China Selatan yang terus memanas.
Upaya peretasan ini terdeteksi Insikt pertama kali pada April 2021. Ia juga telah mengabarkan hal ini kepada pemerintah pada Juli lalu. Namun, pemerintah bergeming.
Pakar Telematika Roy Suryo turut mencermati pembobolan jaringan pemerintah oleh Thanos dengan teks pidato Jokowi di Hanoi.
Menurutnya, pesan moral dari peristiwa ini adalah agar pembuat pidato presiden tidak menuliskan kalimat yang terkesan jumawa.
"Kasihan sekarang Indonesia dipermalukan benar-benar oleh Thanos yang mengacak-acak BIN dan 10 departemen. Ambyar," kata Roy melalui akun Twitternya, Senin (13/9).
Belakangan, setelah isu ini menjadi sorotan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru membuka mulut. Kepala BSSN Hinsa SIburian menyebut peretasan itu masih sebatas dugaan.
"Ini kan simpang siur semua [masih] diduga...Kita masih harus membutuhkan manajemen krisis siber. jumlah serangan begitu banyak, sekarang lagi ada isu 10 lembaga diserang oleh siber," ujar Hinsa dalam acara konferensi pers virtual pada pembukaan Digital Leadership Academy Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Senin (13/9).
Sementara itu, Polri menyatakan belum membuka penyelidikan dugaan kasus pembobolan jaringan lembaga negara ini.
Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan Mabes Polri akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
"Ya dikoordinasikan ke kementerian tersebut," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono kepada wartawan saat ditanya perihal hacker bobol BIN, Senin (13/9).
(iam/gil)