Pemerintah Ingatkan Masyarakat Berperan Turunkan Level PPKM
Masyarakat Indonesia diajak untuk bersama memperkuat ikhtiar penerapan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Hal itu disebut sebagai upaya kolaboratif yang menjadi kunci menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate mengatakan, ikhtiar itu bertujuan antara lain untuk memperlancar aktivitas masyarakat. Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik, level asesmen PPKM diyakini akan membaik.
"Mari kita mulai dari diri kita sendiri, dan tegur orang yang tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, mari kita antar orang tua kita atau kerabat kita yang sudah lansia ataupun anak kita yang masih remaja untuk segera vaksinasi," kata Johnny.
Hingga Sabtu (11/9), terlihat perbaikan level di sejumlah daerah, misalnya Jawa-Bali. Aglomerasi Bali turun jadi level 3, sedangkan Jabodetabek dan Surabaya turun ke level 2. Selain, ada 24 kabupaten dan kota lain yang turun ke level 2, dan 6 yang turun ke level 1.
Adapun di luar Jawa-Bali hanya 6 kabupaten-kota yang masih berada di level 4, turun dari sebelumnya 23 kabupaten-kota. Sementara itu, daerah yang menerapkan level 3 dan 2 berjumlah masing-masing 330 kabupaten-kota (naik dari 314 kabupaten-kota) dan 50 kabupaten-kota (sebelumnya 49 kabupaten-kota).
Untuk terus menjaga momentum positif ini, pemerintah mendorong masyarakat untuk terus mematuhi aturan PPKM, serta mempertahankan disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan segera mengikuti vaksinasi.
Johnny mengingatkan, faktor kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat menjadi kunci utama penurunan level asesmen PPKM. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 5 September, masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan.
Data itu menunjukkan, 9,23 persen masyarakat belum patuh memakai masker. Sedangkan lima lokasi kerumunan dengan tingkat persentase pelanggaran kepatuhan memakai masker tertinggi adalah restoran/kedai (22,8 persen), jalanan umum (14,5 persen), rumah (12,6 persen), tempat wisata (9,3 persen), dan tempat olahraga publik/RPTRA (8,9 persen).
Data yang sama menunjukkan bahwa terdapat 10,3 persen masyarakat yang masih belum menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Lokasi kerumunan dengan tingkat persentase ketidakpatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan tertinggi adalah restoran/kedai (13,9 persen), jalanan umum (11,9 persen), bandara (11,7 persen), tempat olahraga publik/RPTRA (11,1 persen), dan tempat wisata (9,8 persen).
"Dari data ini kita memahami masih ada masyarakat yang belum mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Pemerintah berharap semua pihak dapat bersikap secara bijaksana dengan memperbaiki penerapan protokol kesehatan, agar pandemi semakin terkendali, dan level PPKM di daerah dapat segera diturunkan. Semua dimulai dari diri kita sendiri," kata Johnny.
Menurut Johnny, pemerintah terus berupaya menggenjot vaksinasi untuk kelompok prioritas, seperti lansia dan remaja. Data yang masuk hingga 14 September menyatakan bahwa realisasi vaksinasi untuk kedua kelompok itu masih harus ditingkatkan.
"Tentunya hal ini menjadi perhatian kita semua, khususnya pemerintah. Kami berharap kita sama-sama bisa membujuk orang tua kita yang lansia untuk menyegerakan vaksinasi, begitu pula anak-anak yang masih remaja agar mereka dapat melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas secara optimal," ujarnya.
(rea)