![]() |
Sementara itu, Anita, mahasiswa semester akhir Universitas Moestopo, Jakarta memberi catatan kepada pemerintah DKI terkait rencana menjadi tuan rumah gelaran balap Formula E. Ia mengaku setuju dengan rencana tersebut.
Namun, ia menyarankan agar balap Formula E di Jakarta digelar selesai pandemi. Ia meminta pemerintah agar fokus mengatasi pandemi terlebih dahulu, dan mengalokasikan anggaran untuk membantu warga terdampak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi menurut aku jangan dulu. Kita lebih fokus ke pandemi kita dulu aja. Selesain. Karena kita mau diubah jadi epidemi kan sekarang," kata Anita.
![]() Danny (52), arsitek, warga Tebet, Jaksel. |
Danny (51), Warga Tebet, Jakarta Selatan itu meminta Pemprov DKI memikirkan ulang rencana menjadi tuan rumah Formula E. Menurut dia, hal itu akan berisiko memancing perdebatan di tengah masyarakat.
Namun, ia menilai rencana Pemprov menjadi tuang rumah balap Formula E, merupakan terobosan yang baik, terlebih Jakarta merupakan Ibu Kota negara. Sebab, dengan begitu, Jakarta akan menjadi sorotan berbagai negara.
Danny tak menyatakan persetujuan maupun penolakan terhadap rencana Pemprov tersebut. Ia meminta pemerintah memikirkan ulang terkait untung rugi menjadi tuan rumah balap Formula E.
"Sejauh tidak bertentangan dengan prinsip yang kita pegang, saya rasa itu baik sekali," kata Danny.
"Kalau anggaran, kita tahu dikeluarin berapa, penghasilnya berapa. Itu kan ada itung-itungannya. Ya setuju itu, nggak secara harafiah, tapi dengan kajian yang dihitung baik buruknya," imbuhnya.
(thr/ain)