Honorer K2 Bersurat ke Jokowi soal Nilai Afirmasi PPPK Guru
Ketua Umum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Cecep Kurniadi mengatakan bakal menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim terkait nilai afirmasi dalam seleksi (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) PPPK guru 2021.
Cecep mengatakan pihaknya ingin honorer K2 yang mengikuti seleksi PPPK guru mendapat tambahan nilai afirmasi karena telah mengabdi lebih dari 10 tahun. Rata-rata guru honorer K2 telah mengabdi sebelum 2005.
Lihat Juga : |
"Kami akan segera kirim surat cinta untuk Pak Presiden Jokowi, juga mas Menteri Nadiem agar melihat pengabdian lama jadi bahan penambahan nilai afirmasi," kata Cecep kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/9).
Besaran nilai afirmasi dalam tes PPPK guru sebesar 15 persen. Nilai tersebut hanya diberikan kepada guru berusia di atas 35 tahun. Sementara guru yang terdata sebagai honorer K2 diberikan tambahan nilai afirmasi 10 persen.
Artinya guru honorer K2 berusia di atas 35 tahun mendapatkan 25 persen nilai afirmasi tambahan dalam tes PPPK guru 2021.
Meski demikian, kata Cecep, besaran nilai afirmasi tersebut dianggap masih rendah jika melihat kecilnya peluang menjadi tenaga PPPK serta lama pengabdian honorer K2.
"Di lapangan sejak hari Senin kami lihat banyak honorer K2 yang tidak lolos passing grade. Kami merasa sangat sedih karena pengabdian kami tidak sebanding dengan nilai afirmasi yang diberikan oleh pemerintah," ujarnya.
"Rata-rata honorer K2 yang mengikuti tes PPPK ini sudah usia sepuh dan lama berharap menjadi PPPK," kata Cecep menambahkan.
Sebelumnya besaran nilai afirmasi dalam seleksi PPPK guru juga dikritik oleh Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G). Koordinator P2G Satriwan Salim mendesak Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah nilai afirmasi untuk seleksi guru dan honorer K2.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengenai nilai afirmasi PPPK 2021 namun yang bersangkutan belum memberikan respon.
(mln/fra)