Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menilai pernyataan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman yang mengatakan 'semua agama benar di mata Tuhan' harus dipahami dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.
Ia menyatakan konteks kebenaran agama bisa terlihat dalam wujud perbuatan baik dan sinergi untuk membangun bangsa dan negara.
"Pernyataan tersebut harus dipahami dalam konteks kebangsaan. Kita harus memahaminya dari sudut pandang kebangsaan dan kenegaraan. Semua agama sama dalam konteks semua agama mengajarkan kebaikan. Spirit ini yang harus kita pahami bersama," kata Helmy dalam keterangan resminya yang dikutip Kamis (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dia menyatakan, dalam konteks teologis, kebenaran tiap agama ada di dalam keyakinan masing-masing pemeluknya.
"Itu prinsip akidah," ucap Helmy.
Lebih lanjut, dia menilai sikap merasa paling benar dalam beragama harus dihindari dalam konteks kebangsaan. Pasalnya, sikap tersebut akan melahirkan fanatisme yang akan menganggap semua yang ada di luar keyakinan agamanya adalah salah.
Karenanya, ia berharap diperlukan watak inklusif dalam beragama. Agama, kata dia, menjadi sumber yang menginspirasi lahirnya apa yang disebut sebagai perbuatan baik yang tercermin dalam wujud kesalehan ritual dan kesalehan sosial.
"Maka, implementasi ketakwaan itu selain ibadah ritual kita semakin bagus, juga tercermin dalam relasi sosial, sedekah dan sikap kedermawanan," kata dia.
Sebelumnya, Dudung sempat melontarkan pernyataan yang yang mengingatkan kepada para prajuritnya agar menghindari sikap fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.
Pernyataan itu dilontarkan saat melakukan kunjungan ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/9).
"Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung.
(rzr/arh)