Pemerintah mengumumkan bahwa DKI Jakarta berstatus Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Dalam status ini terdapat beberapa peraturan di antaranya terkait kunjungan ke tempat publik.
PPKM Level 3 di DKI Jakarta berdasarkan Pergub 1096 Tahun 2021 menetapkan restoran/rumah makan, cafe dengan area pelayanan di ruang terbuka diizinkan buka pada jam operasional sampai 21.00 WIB dengan kapasitas maksimal 50 persen, satu meja maksimal dua orang, dan waktu makan maksimal 60 menit.
Pantauan CNNIndonesia.com pada Sabtu (18/9) pukul 19.40 WIB di area publik M Bloc Space terlihat sejumlah orang sedang mengantri masuk ke area tersebut. Tampak orang-orang dalam antrian sedang mengecek ponsel untuk mempersiapkan aplikasi PeduliLindungi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pemindaian QR Code pada aplikasi PeduliLindungi merupakan persyaratan wajib untuk memasuki area M Bloc. Jika tanda pada aplikasi tersebut berwarna hijau maka pengunjung dipersilahkan masuk.
Namun saat pemeriksaan banyak ditemui kendala pada aplikasi tersebut, misalnya tidak bisa memindai QR Code. Sebagai gantinya petugas meminta sertifikat vaksin dalam bentuk digital ataupun cetak.
Menurut data aplikasi PeduliLindungi, dari pukul 08.00 sampai 19.45 WIB pada hari ini akumulasi pengunjung yang datang ke M Bloc telah mencapai 2.593 orang.
Meski demikian, Aji, satgas yang berjaga, mengatakan bahwa jumlah pengunjung di M Bloc saat ini sekitar 700 orang.
"Paling sekarang yang di dalam 700-an orang," katanya saat ditemui di lokasi.
Pihak M Bloc sendiri membatasi kunjungan maksimal 1.500 orang. Pengunjung dibatasi masuk hanya sampai pukul 20.30 WIB, jika pengunjung telah mencapai batas maksimal maka pihak M Bloc akan menahan pengunjung lain masuk.
Di area makan terlihat pengunjung memadati area itu. Berdasarkan aturan PPKM level 3 cafe atau tempat makan memang dibatasi hanya untuk 50 persen, dan meja dibatasi hanya untuk dua orang.
Namun dari pantauan masih terlihat meja yang diisi lebih dari dua orang dan satgas tidak menegur.
Sedangkan berdasarkan pengakuan dari satgas yang berjaga, mereka selalu melakukan peninjauan dan menegur pengunjung yang tidak mentaati protokol kesehatan seperti berkerumun dan tidak memakai masker.
"Kadang dia minta izin buka masker untuk foto kita pantau juga," kata Aji.
"Mereka kumpul, kita pantau juga, kalau terlalu lama kita peringatkan," tambahnya.
Sedangkan di area dalam terlihat lengang, pengunjung hanya berfoto pada area mural dan nongkrong. Di area ini hanya terlihat seorang satgas yang bertugas.
Salah satu pengunjung, Daffa (21), mengatakan, dia memilih berkunjung ke M Bloc sebagai lokasi berakhir pekan karena tempat ini sangat strategis. Ia juga merasa aman menghabiskan waktu di tempat ini karena pengunjung yang datang terjamin sudah divaksinasi.
"Menurut saya pribadi aman saja karena kita bisa mem-filter dari awal, jadi orang-orang yang datang ke sini itu setidaknya sudah dapat vaksin dosis pertama. Jadi kita lebih merasa aman," katanya saat ditemui di area M Bloc.
"Sebenernya agak khawatir jika terlalu rame, tapi saya lihat juga kapasitasnya sudah diperkirakan. Kayak tadi dibilang 1.500, kalau lebih dari itu bakal disetop jadi ada rasa aman lah," tambahnya.
![]() |
Senada Daffa, pengunjung lain, Desy (24), juga mengatakan bahwa yang datang ke M Bloc telah divaksin dan telah dibuktikan melalui aplikasi PeduliLindungi.
Desy yang merupakan seorang tenaga kesehatan (nakes) datang ke M Bloc untuk bersantai setelah sibuk bekerja. Karena kasus infeksi Covid-19 menurun beberapa waktu ini, ia baru berani nongkrong di tempat publik.
"Mengisi waktu luang, karena bosen banget. Saya kan nakes, karena pandemi jadi kerjanya lebih berat. Karena kasus covid mulai turun selama seminggu ini jadi ngerasa aman buat main ke luar rumah," katanya.
Meski demikian, Dessy menilai bahwa pengetatan prokes di M Bloc masih minim, terlebih satgas yang berjaga juga dikatakan kurang maksimal.
"Kurang ketat sih dari petugas, karena petugas cuma di depan saja. Terus gak ada screening, padahal screening wajib, untuk pengukuran suhu pun seharusnya ada petugas yang jaga,"
Untuk mengatasi hal tersebut, Desy mengaku melakukan antisipasi dengan selalu membawa hand sanitizer dan alat makan sendiri jika bepergian ke ruang publik.
Tidak jauh dari area M bloc, tepatnya di Jl. Mahakam, di samping Blok M Plaza, yang mana merupakan tempat bagi para pedagang makanan menjajakan dagangannya, terlihat tidak begitu ramai.
Terlihat hanya beberapa penjual makanan yang buka, pengunjung yang datang tidak begitu padat. Kebanyakan hanya berlalu-lalang. Arena trotoar juga lebih banyak digunakan sebagai lahan parkir kendaraan bermotor.
(mrh/fea)