Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi prihatin dengan kondisi Lapangan Merdeka Medan yang kini dipenuhi bangunan di seluruh sisinya. Banyak kegiatan tak bisa lagi dilakukan di sana seperti tembakan meriam yang biasanya dilakukan saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Dulu itu selalu ada tembakan meriam 17 kali yang dilakukan oleh Armed. Sekarang saya tanya Danyon kenapa tidak bisa, beliau bilang Pak nanti kalau itu dilakukan retak semua kaca bangunan di sini. Saya bilang kenapa enggak sekalian saja kau tembak bangunannya," kata Edy Rahmayadi saat menggelar Rapat Koordinasi Sinergi Pembangunan Infrastruktur Terintegrasi Medan-Deli Serdang-Binjai di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin (20/9).
Dalam pertemuan itu, Edy memaparkan konsep pembangunan infrastruktur terintegrasi yang telah digagasnya. Menurut Edy peta jalan pembangunan infrastruktur yang dimulai dari titik 0 Kota Medan yakni Lapangan Merdeka harus didukung oleh Pemko Medan, Pemkab Deliserdang dan Pemko Binjai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sama-sama mulai ini, masing-masing mulai dari daerahnya nanti jumpa di tengah. Artinya masing-masing memulai tapi sesuai dengan titik, dengan peta jalan," jelas Edy.
Edy menegaskan pembangunan infrastruktur terintegrasi ini menjadi prioritas karena menyangkut kepentingan masyarakat pada tiga daerah yakni Medan, Binjai dan Deliserdang.
"Di Jakarta sana wali kota diperintah gubernur. Tapi di sini tidak begitu, makanya ini harus kita kerjakan bersama-sama," pungkasnya.
Dalam rapat tersebut, infrastruktur yang dibahas di antaranya pembangunan jalan tol dalam kota (Medan Intra Urban Toll Road/MIUTR) dan jalur transportasi terintegrasi pada kawasan Mebidang termasuk pembangunan jembatan-jembatan penghubung.