Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengantisipasi serangan balasan usai pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora ditembak mati oleh Satgas Madago Raya pada Sabtu lalu (18/9).
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Ahmad Nurwahid menilai karakter dari jaringan teroris itu cenderung reaktif dan menyimpan dendam.
"Kami antisipasi, otomatis. Watak atau karakter orang-orang radikal atau teroris ini kan reaktif, dia ingin membalas dendam. Tapi kami sudah siap siaga untuk itu," kata Ahmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, organisasi sayap dari Jemaah Ansharut Daulah (JAD) tersebut masih punya banyak simpatisan meski kombatan yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian tinggal empat orang.
Meski begitu, kekuatan dari jaringan teroris tersebut akan semakin melemah pasca kematian pimpinan mereka.
"Pengaruhnya otomatis besar, kekuatan dia akan berkurang, karena pimpinannya yang selama ini membuat resah termasuk melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap masyarakat itu kan sudah (meninggal)," jelasnya lagi.
Lihat Juga : |
Dalam waktu dekat, BNPT menganggap kelompok tersebut mulai mencari sosok pimpinan baru usai kematian Ali Kalora.
"Siapa yang ditunjuk itu biasanya yang dianggap paling wibawa, di antara mereka itu dianggap orang yang paling mampu, orang yang paling senior, kompeten ataupun berani," tambahnya.
Empat DPO yang tersisa antara lain Askar Alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Kepolisian dan TNI yang tergabung dalam Satgas Madago Raya meminta agar para buronan teroris itu menyerahkan diri.
Dua DPO yang baru saja tewas ialah Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Jaka Ramadhan. Mereka tewas dalam kontak senjata dengan aparat di di daerah Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Dalam penangkapan tersebut, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu pucuk senjata laras panjang jenis M.16, dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, dan lainnya
(mjo/bmw)