Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyoroti skrining dalam proses vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat. Proses skrining jadi sorotan imbas seorang pelajar SMK Negeri di Cianjur meninggal sehari usai disuntik vaksin Covid-19.
Dicky menjelaskan, proses skrining kesehatan sangat dibutuhkan untuk memastikan seseorang aman dan bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19. Oleh karenanya, tenaga kesehatan yang bertugas di meja pendaftaran vaksinasi Covid-19 harus tegas ketika melakukan skrining.
"Sebetulnya skrining kesehatan sudah benar, tinggal penguatan skrining oleh nakes secara konsisten kepada setiap orang yang hendak divaksin Covid-19," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, skrining kesehatan dalam rangka vaksinasi Covid-19 bukan hanya formalitas semata, namun untuk memastikan seseorang sehat dan bisa menerima vaksin Covid-19.
Skrining juga diperlukan untuk memastikan apakah setiap orang yang memiliki komorbid bisa mengikuti vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, masyarakat juga diminta jujur mengenai kondisi kesehatannya, dan nakes di lapangan harus memastikan seseorang tersebut benar-benar sehat.
Dicky menyampaikan, perlu penyegaran kembali terkait tahapan skrining dalam rangka vaksinasi Covid-19 oleh tenaga kesehatan. Sebab tidak menutup kemungkinan, setelah dua tahun pandemi Covid-19, nakes kelelahan sehingga proses skrining tak dilakukan maksimal.
"Ini tentu harus diteliti lagi oleh Kolegium Kedokteran Indonesia (KKI), mungkin nakes perlu refreshing kembali untuk meningkatkan kemampuannya saat skrining vaksinasi Covid-19, ditraining lagi," kata Dicky.
Sebelumnya dilaporkan satu kasus penerima vaksin Covid-19 meninggal dunia sehari setelah mendapat suntikan vaksin. Ketua Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat, Kusnandi Rusmil mengatakan penerima tersebut merupakan siswa kelas IX SMK di Kabupaten Ciamis yang memiliki penyakit bawaan.
Kusnandi mengatakan siswa tersebut sedang sakit dan memiliki komorbid. Namun karena siswa tersebut ingin mengikuti belajar di sekolah, dia diduga tak jujur soal kondisinya saat akan divaksin Covid-19.
"Jadi itu dia beberapa hari sebelum vaksin sudah sakit. Tetapi sebetulnya dia pintar di sekolah sehingga mau imunisasi supaya masuk sekolah. Beberapa hari sebelumnya, dia sudah sakit dan pada waktu imunisasi masih sakit," kata dia.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 22 SEPTEMBER Rangkuman Covid: Nihil Zona Merah hingga Ribuan Klaster PTM |