Indikator Pandemi Positif, Masyarakat Diimbau Jaga Prokes
Hingga Rabu (22/9), seluruh kabupaten dan kota di Pulau Jawa dan Bali telah berada pada level 3 dan 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sedangkan di luar Jawa-Bali, ada 21 kabupaten-kota berada pada level 1, 250 kabupaten kota pada level 2, 105 kabupaten/kota pada level 3, dan 10 kabupaten kota pada level 4.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus positif dan angka kematian juga terus menunjukkan tren penurunan. Tren positif itu juga tampak pada berbagai indikator.
"Tentu hal ini menjadi berita yang baik untuk kita semua. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama masyarakat yang telah membantu dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia," ujar Nadia di Media Center Forum Medan Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Rabu (22/9).
Secara nasional, kasus mingguan turun sebanyak 40 persen dan jumlah kematian menurun 48 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, masih ada beberapa provinsi yang masih mencatatkan insidensi dan angka kematian relatif tinggi, yaitu di Kalimantan Utara dan Bangka Belitung. Sementara, positivity rate nasional mencapai angka 4 persen di 34 provinsi Indonesia, lebih kecil dari standar WHO; dan testing rate nasional ditingkatkan menjadi 4,22 orang per 1.000 penduduk per pekan.
"Ini di atas standar WHO atau Badan Kesehatan Dunia, yaitu 1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per pekan sebagai parameter surveilans yang komprehensif. Kami juga memastikan, seluruh provinsi telah mencapai standar minimal tersebut dengan beberapa provinsi mencatatkan testing rate yang cukup tinggi yaitu di Bali, Riau, Kalimantan Timur, dan DKI Jakarta," papar Nadia.
Indikasi pengendalian pandemi juga terlihat dari penurunan keterisian tempat tidur di rumah sakit. Saat ini, tidak ada provinsi dengan BOR di atas 80 persen, baik total maupun ICU. Nadia mengungkapkan, tugas selanjutnya adalah mempertahankan tren positif ini.
Belajar dari Pengalaman
Nadia mengatakan, mobilitas masyarakat saat ini meningkat jauh dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli lalu, maupun masa PPKM level 4 pada awal Agustus.
"Kemenkes memantau pergerakan masyarakat menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya adalah dengan menggunakan data google mobility. Tampak di semua provinsi menunjukkan peningkatan pergerakan bahkan beberapa sudah melampaui level sebelum pandemi seperti di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," ujarnya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gelombang Covid-19 di masa mendatang melalui disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, juga testing dan tracing. Nadia menekankan, pelonggaran PPKM bukan berarti menghentikan penerapan prokes, termasuk untuk warga yang sudah divaksin.
Hal serupa juga harus diterapkan pada pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), di mana sekolah, siswa, dan orang tua harus bekerja sama menekan potensi penularan. Aantara lain, dengan menjaga jarak minimal satu meter, mengharuskan semua orang memakai masker, dan memastikan siswa dapat mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur.
Lebih lanjut, Nadia kembali mengingatkan masyarakat untuk tak menunda kesempatan vaksinasi, khususnya bagi lansia sebagai salah satu kelompok prioritas, serta berani melawan misinformasi dan hoaks.
Dashboard perilaku Covid-19 dari Johns Hopkins Center for Communication menunjukkan, sumber informasi terkait Covid-19 yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia adalah tenaga kesehatan, tenaga ahli, CDC/WHO, dan pemerintah dengan rata-rata persentase lebih dari 90 persen.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih bahwa masyarakat memilih sumber informasi yang terpercaya," katanya.
(rea)