Disdik DKI Respons Tudingan Asesmen Sekolah Sarat Bisnis
Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta memberikan tanggapan perihal tudingan potensi bisnis terselubung dalam proses asesmen persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Jakarta.
Pernyataan itu sebelumnya dilontarkan Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) lantaran dalam proses asesmen melibatkan platform swasta sekolahmu.
Menurut Humas Disdik DKI Jakarta, Taga Radjagah, untuk menggelar PTM setiap sekolah harus melewati asesmen 1 dan 2.
Asesmen 1 berkaitan dengan kesiapan infrastruktur sekolah. Sementara asesmen 2 berkaitan dengan kurikulum dan pola pembelajaran.
"Setelah diisi itu (asesmen), diverifikasi ada tim pengawas. Untuk melihat benar enggak yang isi dengan kenyataan yang ada. Dari awal emang ada verifikasi dan validasi," kata Taga saat ditemui CNNIndonesia.com di Kantor Disdik, Jumat (24/9).
Lihat Juga : |
Proses selanjutnya yang harus dilalui adalah pelatihan. Dalam proses ini, para guru, orang tua, dan siswa diminta untuk mengisi modul.
Taga tidak menampik Disdik DKI Jakarta memang menggandeng pihak swasta yakni sekolahmu untuk modul itu.
"Kita memang perlu bantuan mereka. Kebayang kalau kita menangani begitu banyak sekolah, ribuan sekolah dengan siapkan asesmen dan pelatihan tidak akan sanggup kita, maka kita perlu, ketika ada pihak lain membantu, baik swasta dan negeri," katanya.
Taga mengatakan tidak ada biaya yang dikeluarkan pihaknya dari kerja sama dengan sekolahmu.
"Saya tegaskan tidak ada sedikitpun stakeholder yang bantu dinas pendidikan itu berbayar," katanya.
Taga menyatakan modul yang disiapkan itu didesain untuk membantu guru memahami pendekatan berbeda dalam belajar. Sebab saat PTM terbatas, guru diharuskan memberikan pembelajaran yang berbeda dalam satu waktu.
"Ada lagi tujuan lain, untuk membangun komunikasi orang tua dan sekolah, makanya orang tua dilibatkan (isi modul). Karena kan ketika yang bisa awasi anak saat PJJ kan cuma orang tua," katanya.
Lebih lanjut, meski menggandeng pihak swasta, Taga mengklaim data pribadi guru, orang tua maupun siswa akan aman.
"Tidak akan kemana mana. Intensif kita koordinasi dan komunikasi. Kalau data untuk yang sekolahmu saya bisa jamin. Kita sudah koordinasi sejak awal bisa dijaga," katanya.
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, sebelumnya mengatakan pihaknya menilai kewajiban orang tua, murid, dan guru untuk mengisi modul asesmen persiapan PTM terbatas sarat muatan bisnis.
Dalam pelaksanaan asesmen PTM tersebut Dinas Pendidikan DKI bekerja sama dengan perusahaan platform pembelajaran swasta bernama sekolah.mu.
"P2G menilai skema kerjasama Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang menyerahkan sebagian syarat pembukaan PTM Terbatas ke salah satu perusahaan platform pembelajaran patut diduga sarat muatan bisnis," kata Iman dalam keterangan tertulis.
(yoa/ayp)