Kostrad Respons soal Patung Soeharto, Sarwo, & Nasution Raib

CNN Indonesia
Senin, 27 Sep 2021 15:36 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (CNN Indonesia/ Patricia Diah Ayu)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengklarifikasi informasi yang disampaikan oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terkait hilangnya patung tokoh nasional di Museum Dharma Bhakti.

Mulanya, kabar raibnya sejumlah patung yang terlibat dalam peristiwa G30S/PLKI itu disampaikan Gatot dalam sebuah diskusi webinar yang digelar secara daring pada Minggu (26/9).

Dalam penjelasan Gatot, disebutkan bahwa seharusnya terdapat diorama yang menggambarkan suasana saat 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah enam Jenderal dan perwira muda TNI AD diculik oleh PKI.

Seharusnya, ada patung Presiden Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad, lalu Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution di ruangan itu.

"Tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad," kata Kapen Kostrad, Kolonel Inf Haryantana dalam keterangan tertulis, Senin (27/9).

Ia menyebutkan bahwa pembongkaran patung tersebut merupakan inisiatif dari Letjen TNI (Purn) Azym Yusri Nasution yang merupakan Pangkostrad ke-34 sekaligus orang yang membuat patung tersebut.

Haryantana menjelaskan bahwa Azmyn melakukan kunjungan ke Pangkostrad saat ini, Letjen TNI Dudung Abdurachman pada 30 Agustus 2021 untuk meminta pembongkaran patung-patung itu.

"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011-13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," jelasnya.

Menurutnya, purnawirawan TNI itu meminta pengembalian patung untuk ketenangan lahir dan batin. Oleh sebab itu, Kostrad memberikan izin dan tak melarang.

Sehingga, Kostrad membantah apabila disebutkan bahwa pihaknya yang menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI tersebut.

"Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah," tandasnya.

Gatot Nurmantyo sebelumnya menyebut bukti komunis masih ada di Indonesia, terlebih di institusi TNI. Hal itu  dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus). Gatot mengatakan barang-barang yang dihilangkan tersebut berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air. Termasuk di dalamnya patung Sarwo Edhie, AH Nasution, hingga Soeharto.

"Dan patung itu sekarang sudah bersih," ujar Gatot.

(mjo/ain)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK