Jejak Pangkostrad Dudung Hadapi Rizieq hingga Tudingan Gatot
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman kembali mencuri perhatian publik terkait polemik dugaan penghilangan patung tokoh nasional G30S/PKI di Markas Kostrad.
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menganggap itu sebagai upaya penyusupan paham komunis di tubuh militer Indonesia.
Nama Dudung pertama kali menjadi sorotan publik semasa masih menjabat Panglima Kodam Jaya. Dudung yang kala itu berpangkat Mayor Jenderal bersikap keras terhadap Front Pembela Islam (FPI) pada akhir 2020.
Ketika isu kegiatan FPI menyebabkan kerumunan dan menjadi polemik publik, Dudung beraksi melucuti baliho dukungan terhadap Rizieq Shihab di sejumlah kawasan DKI Jakarta.
Pelucutan baliho tersebut disusul dengan ancaman Dudung untuk membubarkan FPI. Ia mengingatkan organisasi masyarakat-yang kini sudah dibubarkan-itu tidak bisa bertindak seenaknya.
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," kata Dudung di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (20/11).
Pernyataan Dudung tersebut menuai kritik dari berbagai pihak. Politisi Partai Gerindra Fadli Zon misalnya, menilai tak ada urusan seorang pangdam jaya memerintahkan pencopotan baliho yang dinilai bukan tupoksi TNI.
Sementara ada pula warga internet atau netizen yang memuji dan mendukung sikap keras Dudung terhadap FPI melalui akun media sosial mereka.
Memasuki 2021, pamor Dudung mencuat lagi ketika kasus 11 orang debt collector mengadang seorang anggota Badan Pembina Desa (Babinsa) di kawasan Tol Kota Barat-Jakarta Utara ramai di media.
Merespons insiden tersebut, ia berjanji akan menumpas aksi premanisme yang kerap dilakukan oknum debt collector. Dudung mengatakan tak boleh ada pihak manapun yang memanfaatkan premanisme dalam pekerjaannya.
"Rencananya kita akan tumpas, tidak ada kegiatan yang rugikan masyarakat tidak ada tindakan yang bisa memberi rasa cemas, rasa takut, kita ciptakan Jakarta ini harus tentram, damai," kata dia, Senin (10/5).
Dudung belakangan diangkat menjadi Pangkostrad menggantikan Letjend TNI Eko Margiyono. Sementara Eko menjabat sebagai Kasum TNI menggantikan Ganip Warsito yang baru dilantik sebagai Kepala BNPB.
Dudung menegaskan sejumlah barang milik mantan Presiden Soeharto terkait peristiwa G30S/PKI masih tersimpan di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Dudung membantah pernyataan Gatot Nurmantyo bahwa pihaknya melupakan sejarah dengan menghilangkan patung-patung tokoh nasional, termasuk Soeharto dari museum.
"Foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan dengan baik di Museum tersebut," kata Dudung kepada wartawan, Selasa (28/9).
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI," kata Pangkostrad Dudung.
(tim/gil)