Kabar seorang guru di Klabat, Sulawesi Utara, dilantik menjadi kepala sekolah di sebuah SD viral di media sosial. Alasannya karena sang kepala sekolah akan menjabat di sekolah yang diduga fiktif karena tak tercatat di wilayahnya.
Kabar tersebut disampaikan oleh Azam Alfairzi Wonggo (19) melalui akun Instagramnya pada Selasa (28/9). CNNIndonesia.com telah memperoleh izin untuk mengutip kisah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Azam mengatakan, awalnya sang ibu ditelepon untuk mengikuti pelantikan sekaligus sumpah kepala sekolah baru di JG Center Minahasa Utara, Pada Senin (27/9). Sang ibu yang berinisial RJBA, dalam panggilan telepon itu diminta memasukkan berkas sebagai syarat menjadi kepala sekolah.
"Sementara pelantikan berlangsung, nama ibu saya dibaca sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kecil Warukapas. Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara," kata Azam dalam akun instagramnya.
Dia juga sudah mengonfirmasi perihal sekolah yang terdengar asing itu kepada Hukum Tua (kepala desa) Warukapas. Hasilnya, memang tidak ada SD Negeri Kecil Warukapas.
Mendengar kabar itu, sang ibu kemudian pergi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Minahasa Utara untuk mengonfirmasi ulang hal tersebut. Namun jawaban dari BKD justru membuatnya makin kalang kabut.
"Jawabannya sangat miris, mereka mengatakan bahwa mereka saja baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaannya, dan lanjutnya, ibu saya harus menunggu 2-3 bulan ke depan untuk pelantikan selanjutnya," ujar Azam.
Azam bercerita, sang ibu telah berbakti kepada dunia pendidikan selama 35 tahun. Pengabdiannya mengajar selama 30 tahun di kelas 6 SD dan 5 tahun di kelas 1 SD.
Azam mengatakan pengabdian panjang ibunya semestinya tidak dibalas dengan pengangkatan kepala sekolah fiktif. Ia juga menegaskan, semestinya tidak ada lagi keraguan akan ilmu sang ibu dalam dunia pendidikan.
"Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini," tuturnya.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbudristek, Jumeri namun yang bersangkutan belum memberikan respons.
(mln/ain)