Media Survei Nasional (Median) menyatakan sebanyak 55 persen responden survei sepakat bahwa kondisi persatuan dan kesatuan Indonesia semakin melemah. Kemudian 28,1 persen lainnya menjawab semakin baik, dan 16,9 persen responden lainnya menjawab biasa saja.
Peneliti Median Rico Marbun mengatakan survei dilakukan pada 19-26 Agustus 2021 dengan melibatkan 1.000 responden berusia 17 ke atas yang terpilih secara acak (random) dan proporsional atas populasi provinsi dan jenis kelamin. Kemudian, margin of error diperkirakan sekitar minus 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Menjelang hari kesaktian Pancasila ini, kami menanyakan apakah publik merasa kondisi persatuan dan kesatuan bangsa ini semakin melemah atau tidak?. Nah, yang menjawab semakin melemah itu dominan," kata Rico dalam acara daring, Kamis (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rico lantas merinci 18,4 persen responden yang berpendapat bahwa kondisi kekuatan bangsa Indonesia melemah lantaran banyak penguasa atau pejabat yang kebal hukum. Mirip, sebanyak 10,4 persen responden lainnya menjawab melemahnya Indonesia terjadi karena penegakan hukum tidak adil.
Kemudian 6,7 persen responden menjawab karena isu kebangkitan PKI; 5,4 persen lainnya menilai bahwa Indonesia melemah lantaran penanganan pandemi virus corona (Covid-19) buruk; 4 persen beralasan warga mudah terprovokasi; serta masing-masing 3,4 persen menjawab karena pemerintah yang amburadul dan pemerintah kurang peduli rakyat.
Lalu sisanya seperti menganggap pejabat lupa rakyat, adu domba antaragama, pelaksanaan program pemerintah belum rata, partai politik tidak jelas arah, kurangnya sikap toleransi, korupsi, konflik di Papua, kekerasan antarsuku, kurangnya gotong royong, fitnah dan hoaks, serta pelemahan KPK.
"Yang paling penting disini, publik merasa bahwa adanya pembelahan persatuan dan kesatuan yang melemah itu lebih kepada faktor penegakan hukum yang tidak adil, ada kesenjangan dalam penegakan hukum," jelasnya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, untuk 28,1 responden yang menganggap persatuan dan kesatuan Indonesia semakin baik didominasi alasan gotong royong semasa pandemi covid-19 yang terjadi dalam 18 bulan terakhir ini, yakni dengan persentase mencapai 26,7 persen.
Sisanya, 4 persen menganggap kekerasan antarsuku berkurang, lalu setidaknya 4 persen responden lainnya berpendapat bahwa warga mampu beropini bebas melalui media sosial.
Kemudian, masing-masing 1,3 persen responden menganggap bahwa Indonesia menguat lantaran saat ini penjajah hanya dari negeri sendiri, berjalannya proses demokrasi, bebas dari penjajah, namun masih ada juga yang merespon belum merasa adil.
Selanjutnya, warga responden survei merasa Indonesia menguat lantaran pemerintah memberikan bantuan sosial selama PPKM, bagus dalam memerangi pandemi covid-19, serta kondisi aman dan rukun yang terjadi.
(khr/kid)