Korban Bom Katedral Makassar Klarifikasi Janji Pengobatan

CNN Indonesia
Kamis, 30 Sep 2021 16:14 WIB
Dua mahasiswi korban bom katedral Makassar mengklarifikasi rekaman video sebelumnya yang mereka katakan belum mendapatkan bantuan pengobatan dari pemerintah.
Ilustrasi pasien dan dokter. (iStock/CarmenMurillo)
Makassar, CNN Indonesia --

Sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan dua orang wanita mengaku sebagai korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam video itu keduanya memperlihatkan luka bakar di bagian tangan dan kaki. Mereka pun meminta bantuan untuk pengobatan, karena mengklaim baru mendapatkan janji saja dari pemerintah. Belakangan, dua perempuan yang masih berstatus sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar itu pun mengklarifikasi rekaman video yang viral sebelumnya.

Dalam rekaman video yang viral sebelumnya, dua korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar yang terjadi pada Maret lalu, meminta pemerintah untuk memberikan pengobatan secara penuh kepada dirinya seperti yang telah dijanjikan. Pasalnya, kedua korban mengalami keloid atau penebalan kulit di bagian luka bakar tangan dan kakinya walaupun lukanya telah sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu korban, Valeriana Silitohon yang berasal dari Kabupaten Tual, Maluku Tenggara. Ia mengaku sebagai korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sekitar enam bulan lalu.

"Pada saat ini saya mengalami keloid pada daerah tangan dan kaki saya. Tetapi, saat ini keloid terus mengalami penebalan dan nyeri terus menerus. Saya tidak bisa beraktifitas secara sempurna dikarenakan keloid yang luas pada daerah tangan saya," kata Valeria dalam video yang diikutip Kamis (30/9).

Dirinya meminta pemerintah untuk menunaikan janjinya memberikan pengobatan secara penuh, karena ia mengklaim sampai saat ini janji pemerintah untuk melakukan pengobatannya dan rekannya belum diberikan.

"Saya telah dijanjikan oleh pemerintah untuk melakukan pengobatan tapi sampai saat ini, kami tidak diperhatikan oleh pemerintah sesuai yang dijanjikan," jelasnya.

Valeria bersama rekannya, Karina Ademayu tengah menantikan jadwal operasi terhadap luka bekas bakar akibat terkena bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Namun, hingga kini jadwal operasi tersebut tidak kunjung dilaksanakan.

"Saya belum menerima kepastian dari rumah sakit," bebernya.

Sehingga kedua mahasiswi kesehatan ini pun meminta bantuan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah untuk dapat memberikan pengobatan luka bakar yang dialaminya yang mengalami penebalan hingga nyeri yang terus menerus dirasakan.

Namun, setelah video itu tersebar dan viral di media sosial, kedua mahasiswi tersebut memberikan video klarifikasi saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

"Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dalam hal ini pihak RS Bhayangkara Makassar yang sudah memberikan penanganan darurat sejak 28 Maret 2021 lalu, telah dilakukan operasi sebanyak lima kali dan sampai saat ini kami masih dalam tahap pengobatan dan pemulihan. Seluruh (biaya) pengobatan ditanggung penuh oleh pemerintah, Rumah Sakit Bhayangkara Makassar," ungkapnya dalam video lain yang mengklarifikasi materi rekaman sebelumnya.

Terpisah, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Kombes Pol dr Muhammad Mas'udi membenarkan kedua korban bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar telah masih menjalin perawatan medis.

"Yang bersangkutan saat ini masih menjalani perawatan oleh dokter bedah plastik di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar," kata Karumkit Bhayangkara Makassar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/9).

(mir/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER