Anies: Polusi Udara Jakarta Tetap Ada Meski Ibu Kota Pindah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan masalah atau isu lingkungan di Jakarta akan tetap ada meski ibu kota negara pindah ke Kalimantan.
Hal itu disampaikan Anies dalam webinar bertajuk Sinking Cities and The Climate Emergency: Jakarta and Beyond, Kamis (30/9) malam.
Dalam acara itu, Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, bertanya pada Anies apa yang terjadi jika ibu kota negara dipindahkan ke Kalimantan.
"Apa yang terjadi jika ibu kota dipindahkan ke Kalimantan. Apa yang terjadi di Jakarta?" tanya Dino.
Lihat Juga : |
Anies lalu menjawab bahwa perubahan iklim dan masalah lingkungan yang dihadapi Jakarta, berbeda dengan statusnya sebagai ibu kota. Oleh karenanya, masalah lingkungan itu akan tetap ada meski ibu kota dipindahkan.
"Jadi kalaupun ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, itu tidak masalah. Masalah lingkungan bukan direlokasi ke Kalimantan. Polusi udara tidak direlokasi ke Kalimantan. Ini status ibu kota yang sedang direlokasi. Kami masih harus menghadapi semua masalah itu," kata Anies.
Anies mengatakan, pihaknya akan terus melakukan transformasi. Ia pun bersyukur banyak pihak di Jakarta yang menaruh perhatian serius dalam masalah lingkungan.
"Dan saya pikir ini juga akan menggerakkan sektor swasta, sektor ketiga untuk melakukan arah yang sama dalam mengubah kota menjadi kota yang lebih hijau," katanya.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyinggung soal kemacetan di Jakarta. Menurutnya, aktivitas pemerintah hanya berkontribusi sebesar 7 persen terhadap padatnya lalu lintas. Sisanya disumbang oleh aktivitas bisnis dan rumah tangga.
"Jadi bahkan jika pemerintah pusat memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan, kami akan terus mengembangkan transportasi umum, karena kami harus mengatasi, satu tentang kemacetan lalu lintas, dua tentang udara bersih di kota kami," katanya.