Salah satu buruh yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), Budianto punya pandangan berbeda dengan Abdul dan Riski mengenai hadirnya Partai Buruh. Menurutnya kehadiran partai buruh penting bagi kelas pekerja seperti dirinya.
Ia berharap dengan adanya partai itu bisa memperjuangkan hak-hak buruh seperti dirinya. Sebab, menurutnya, buruh rentan untuk diabaikan hak-haknya. Meskipun ia juga mengakui kekhawatiran tetap ada.
"Kalau menurut saya sih ya dibutuhkan dan perlu banget. Karena kami sebagai buruh saat ini, apalagi dalam saat-saat ini dengan UU Cilaka ini yang tahu-tahu sudah disahkan dan dampaknya luar biasa bagi kami buruh khususnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak muluk-muluk ya. Kalau sampai partai buruh lolos, minimalnya bisa mengubah undang-undang yang berpihak kepada buruh, rakyat miskin kota, nelayan, petani," imbuhnya.
![]() |
Buruh pabrik otomotif di bilangan Jakarta Timur, Noven juga menaruh banyak harapan terhadap Partai Buruh. Ia berharap dengan kehadiran partai itu bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dialami kelas pekerja seperti dirinya.
Permasalahan yang dialaminya itu, kata Noven, seperti pemberian gaji yang sering telat sampai kekhawatiran dipecat secara sepihak. Selain itu, ia juga berharap, partai buruh bisa mencegah dan mencabut kebijakan-kebijakan yang merugikan para buruh.
Jika Partai Buruh itu bisa meyakinkan dirinya dan berkomitmen terhadap kesejahteraan kelas pekerja, ia mengaku tak segan untuk mencoblos mereka saat pemilu.
"Tergantung mereka. Kalau ada Partai Buruh, yang nolak omnibus law bisa semakin banyak. Enggak masalah," kata dia.
Meski begitu, ia juga tetap was-was terhadap komitmen Partai Buruh yang baru dideklarasikan itu. "Kalau partai- partai emang banyak janji janji ya. Tapi jangan sampai kayak gitu deh," ucapnya.
![]() |