Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan vaksin Covid-19, Zifivax memiliki efikasi alias kemanjuran melawan Variant of Concern (VoC) bervariasi, namun paling rendah pada varian Delta.
WHO menetapkan empat VoC alias varian yang paling diwaspadai di dunia, yakni B117 Alfa, B1351 Beta, P1 Gamma, dan B1617.2 Delta. Di Indonesia, tercatat sudah ada 3.114 kasus varian Delta, 65 kasus varian Alfa, dan 22 kasus varian Beta.
"Vaksin Zifivax menunjukkan efikasi terhadap varian SARS-CoV-2, terhadap Alfa 92,93 persen, terhadap varian Gamma 100 persen, Delta 77,47 persen, dan Kappa 90 persen," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam acara daring, Kamis (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk efikasi secara umum sekitar 81,71 persen yang dihitung sepekan usai mendapat vaksinasi lengkap. Kemudian, efikasinya mencapai 81,4 persen bila dihitung sejak 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap tiga dosis.
Penny menambahkan efikasi vaksin berdasarkan subgrup analisis populasi dewasa 18-59 tahun sebesar 81,5 persen, sementara untuk populasi lansia di atas 60 tahun ke atas sebesar 87,6 persen.
BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin produksi perusahaan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal China.
Penerbitan EUA itu telah melalui penilaian bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) terhadap data mutu vaksin yang mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional.
"Kami menyampaikan terima kasih pada dukungan yang diberikan oleh tim komite nasional penilai khusus vaksin Covid-19 dan juga dengan dukungan ITAGI dalam melakukan evaluasi terhadap data-data hasil uji klinik, dan data-data mutu yang diberikan," kata Penny.
Penny menyebut BPOM juga menerbitkan factsheet yang berisi informasi lebih lengkap terkait keamanan dan efikasi vaksin, serta hal-hal yang harus menjadi kewaspadaan dalam penggunaan vaksin, termasuk monitoring kemungkinan efek samping atau KIPI dan pelaporannya.
Menurutnya, vaksin Zifivax sejauh ini hanya menyasar warga berusia 18 tahun ke atas. Vaksin diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 mL untuk tiga kali penyuntikan dalam rentang waktu sebulan.
Dengan demikian, BPOM telah memberikan izin darurat pada sepuluh jenis vaksin untuk penanganan pandemi Covid-19, antara lain Sinovac (CoronaVac), Vaksin Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer), Sputnik-V, Janssen, CanSino, dan Zifivax.
Pemerintah untuk sementara ini menetapkan enam merek vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi, yakni vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen, dan Novavax. Sementara untuk vaksin Gotong Royong sejauh ini wacana merek vaksin yang akan dipakai Sinopharm, CanSino, Sputnik-V, dan Zifivax.