Penularan Covid Meluas, Epidemiolog Saran PON Tanpa Penonton

CNN Indonesia
Jumat, 08 Okt 2021 09:55 WIB
Epidemiolog khawatir penularan virus corona jadi meluas jika pertandingan olahraga masih disaksikan oleh banyak penonton.
Ilustrasi tenaga kesehatan khusus penanganan virus corona (ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar di lokasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tidak dihadiri penonton.

Saran disampaikan usai ditemukan 39 kasus positif virus corona (Covid-19) di lokasi penyelenggaraan PON.

"Harusnya kalau ditemukan seperti itu di lokasi di bubble itu, di lokasi penyelenggaraan jangan ada penonton dulu, jangan ada interaksi dulu dengan dunia luar," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (8/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, pemerintah menerapkan sistem bubble dalam penyelenggaraan PON XX di Papua. Atlet, peserta, tim, official, serta panitia dan media massa melakukan aktivitas di lokasi yang telah ditentukan.

Mereka tidak diizinkan melakukan aktivitas di luar tempat tersebut dan pulang pergi dengan kendaraan yang telah ditentukan.

Dicky mengingatkan agar penonton, official, maupun penyelenggara PON benar-benar tidak berinteraksi dengan pihak luar. Sistem bubble akan percuma karena penularan bisa terjadi lewat interaksi dengan pihak yang tidak berkepentingan dengan PON.

"Benar-benar nggak ada kontak dengan official dengan para pemain dan semua yang terlibat, mungkin ada official dari pejabat Pemda segala macam itu harus betul-betul dikarantina kalau ada kontak," tuturnya.

Pasti Ada Klaster

Terpisah, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko yakin bakal ada klaster penularan virus corona dari penyelenggaraan PON XX Papua.

"Menurut saya pada kerumunan itu enggak mungkin enggak ada klaster, pada PON juga nggak mungkin nggak ada klaster pasti ada klaster," kata Miko saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Kamis (7/10) malam.

Menurut Miko, tidak perlu menunggu jumlah kasus positif Covid-19 di PON XX Papua hingga 34 untuk disebut sebagai klaster.

Ia menjelaskan, penularan kasus Covid-19 yang terjadi pada satu orang ke orang lainnya di tempat yang sama sudah memenuhi kriteria disebut klaster.

"Menolak ada klaster luar biasa salahnya, luar biasa salahnya, sudah (pasti) ada klaster. Olimpiade aja ada klaster. Olimpiade ya yang di Jepang," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut kasus Covid-19 di penyelenggaraan PON XX Papua saat ini mencapai 34 kasus. Semua kasus tersebut, kata Wiku, tanpa gejala.

"Hingga saat ini terdapat 34 kasus positif Covid-19 dalam penyelenggaraan PON ke XX. Semuanya tanpa gejala dan diharapkan dapat segera pulih," kata Wiku dalam konpers virtual, Kamis (7/10) sore.

(iam/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER