Airlangga adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM. Ia banyak membahas soal demokrasi dan politik pada karya-karya ilmiahnya.
Lulusan Universitas Murdoch, Australia, itu tercatat pernah mengkaji peningkatan kualitas demokrasi pascaujaran kebencian di pilkada. Ia pun pernah meneliti soal gerakan masyarakat 212.
Pada catatan di situs resmi Unair, Airlangga menerbitkan karya ilmiah berjudul "Mengawasi 'Radikalisme': Pendekatan Kultural dan Kebijakan Illiberal Pasca Momen 212" pada 2020. Ia juga menerbitkan "Kuasa Oligarki dan Posisi Masyarakat Sipil" pada 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palguna dikenal sebagai ahli konstitusi. Ia dua kali menjabat sebagai Hakim Konstitusi di Mahkamah Konstitusi.
Dia memulai perjalanannya di MK pada 2003-2008. Palguna pernah ditawari melanjutkan kariernya di MK pada periode berikutnya, tapi ia menolak.
Palguna kembali duduk di kursi hakim konstitusi pada 7 Januari 2015. Ia menuntaskan masa baktinya di MK pada 7 Januari 2020.
Ia juga dikenal sebagai akademisi di bidang konstitusi. Palguna mengajar di Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali.
Betti dikenal sebagai ahli teknologi dan informasi. Lulusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pernah menjabatDirektur IBM pada 2000-2007.
Ia pun dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Betti pernah dipercaya menjadi Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK 2015-2019.
Ini bukan kali pertama Betti menjadi anggota Tim Seleksi KPU-Bawaslu. Betti menduduki jabatan yang sama pada seleksi Anggota KPU dan Bawaslu periode 2017-2022.
Poengky adalah aktivis pemerhati hak asasi manusia (HAM). Ia memulai kariernya di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya pada 1993.
Ia pernah bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Poengky pun menjadi salah satu pendiri LSM pemerhati HAM bernama Imparsial.
Saat ini, Poengky duduk di jabatan Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Ia terpilih dari unsur perwakilan masyarakat.
Hamdi adalah ahli psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI). Ia punya minat khusus di bidang psikologi politik.
Ia pun pernah membuat sejumlah karya ilmiah tentang psikologi politik. Misalnya, artikel ilmiah berjudul "Pengaruh Sosialisasi Politik Keagamaan Terhadap Identifikasi dan Loyalitas Partai" yang terbit di Jurnal Psikologi Sosial pada 2013.
Hamdi juga pernah mengkaji fenomena psikologi yang berkaitan dengan pemilu. Ia menulis "Reaksi Publik terhadap Hasil Polling Pemilu" pada 2004.
Endang pernah menjabat Komisioner KPU pada 2007-2012. Ia dikenal sebagai pemerhati pemilu dan demokrasi hingga saat ini.
Selain itu, Endang juga berstatus Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dia pun mengajar di Program Studi Ilmu Politik di kampus itu.
Beberapa penelitian Endang berkaitan dengan kepemiluan. Misalnya, "Pertarungan Perempuan dalam Demokrasi Dunia Politik Untuk Mendukung Ketahanan Sosial Politik di DKI Jakarta" yang terbit di Jurnal Ketahanam Nasional pada 2020.