Positif Covid-19 Tambah 1.233 Kasus , Meninggal Dunia 48
Kasus positif covid-19 di Indonesia per Rabu (13/10) bertambah sebanyak 1.233 kasus. Jumlah tersebut membuat total kasus virus corona sejak awal pandemi mencapai 4.231.046 kasus. Satgas Covid-19 turut mencatat sebanyak 48 orang meninggal dunia, membuat total kematian berada di 142.811 kasus.
Sementara itu, total keseluruhan pasien sembuh mencapai 4.067.684 pasien, setelah penambahan angka kesembuhan 2.259 pasien pada hari ini.
Jumlah spesimen yang diperiksa hari ini berjumlah 261.731 unit. Adapun kasus aktif berada di angka 20.551 kasus, setelah penurunan sebanyak 1.074 kasus dibanding kemarin. Adapun total suspek Covid-19 mencapai 424.799 kasus.
Sejauh ini, pemerintah Indonesia mengklaim kasus positif virus corona sudah semakin penurun. Penambahan kasus harian pun sudah tidak setinggi beberapa bulan sebelumnya. Pemerintah menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjalan efektif.
Meski kasus positif makin menurun dan kegiatan masyarakat dilonggarkan, pemerintah mengklaim tetap mewaspadai gelombang ketiga penularan Covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan lonjakan kasus bisa saja terjadi di akhir tahun. Tak lepas dari momen libur panjang Natal dan Tahun Baru 2022.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai ancaman gelombang ketiga virus corona yang diprediksi terjadi akhir tahun hingga awal tahun dapat bersifat lebih parah dari gelombang kedua covid-19 pada Juli lalu apabila target program vaksinasi Covid-19 di Indonesia gagal tercapai.
Pemerintah juga memperpanjang PPKM hingga 18 Oktober mendatang. PPKM bakal terus diperpanjang selama virus corona menjadi pandemi di tanah air. PPKM merupakan kebijakan yang diterapkan pemerintah kala Covid-19 mengalami lonjakan Juli lalu.
PPKM diterapkan secara berlevel bergantung tingkat penularan, jumlah kasus aktif, dan capaian vaksinasi tiap daerah.
Pemerintah bertekad mengejar target 70 persen penduduk Indonesia menerima vaksinasi pada akhir tahun 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut pandemi paling cepat terjadi selama 5 tahun atau rata-rata 10 tahun dan bahkan ratusan tahun.