Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan DKI Jakarta tetap bisa mengalami gelombang ketiga Covid-19 meski capaian vaksinasi dosis dua di Ibu Kota sudah 97 persen.
Dicky menjelaskan, meski secara statistik capaian vaksinasi DKI sudah lebih dari ambang batas untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, potensi penularan masih tetap ada. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas untuk mencapai kekebalan kelompok yakni 80 persen dari total populasi.
"Potensi gelombang tiga tentu tak bisa terhindarkan, termasuk di Jakarta karena tetap ada orang rawan tertular Covid-19 dari yang belum divaksin dan perpindahan di wilayah aglomerasi," kata Dicky dalam webinar, Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, Dicky menyampaikan, kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 di Jakarta tak akan separah di daerah yang rendah capaian vaksinasinya. Potensi keparahan gelombang ketiga Covid-19 di Ibu Kota kemungkinan juga tak akan separah pada saat gelombang kedua lalu.
Dicky menjelaskan hal itu dikarenakan, secara infrastruktur seperti fasilitas kesehatan, SDM, dan obat-obatan lebih tercukupi di Jakarta ketimbang di daerah lain. Selain itu, angka vaksinasi di DKI juga tinggi sehingga kemungkinan tingkat keparahan orang bila terkena Covid-19 lebih ringan.
"Jadi mungkin beban faskesnya tidak terlalu, tapi yang bisa saya sampaikan, keparahannya enggak akan sama dengan gelombang kedua," tutur Dicky.
Berdasarkan data Kemenkes per Rabu (13/11) capaian vaksinasi Covid-19 dosis dua di DKI Jakarta mencapai 97,8 persen, dan dosis satu 129,5 persen. Capaian vaksinasi di DKI Jakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Sasaran vaksinasi DKI Jakarta sebanyak 8,3 juta orang terdiri dari tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum usia 12-17 tahun.
Vaksinasi Covid-19 di Jakarta tak hanya dilakukan kepada warga KTP DKI namun juga warga non DKI.
(mln/wis)