Aliran Pelindung Kehidupan di Sumbar, Berdosa Bayar Rp2 Juta

CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 21:14 WIB
Aliran Pelindung Kehidupan di Sumbar disebut sudah berkembang sejak awal 2021 di Solok Selatan berdasarkan laporan masyarakat setempat.
Ilustrasi aliran kepercayaan. (AP/Matias Delacroix)
Padang, CNN Indonesia --

Sebuah aliran kepercayaan yang bernama Pelindung Kehidupan disebut merekrut anggota atau pengikut baru di wilayah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).

Tim Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Solok Selatan menyatakan aliran Pelindung Kehidupan di Sumbar itu disebut-sebut berasal dari Lampung.

Wakil Ketua Pakem Solok Selatan, M Fajrin mengatakan aliran kepercayaan itu dikabarkan sudah berkembang sejak awal 2021 di Jorong Simancuang, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo. Namun baru diketahui pada awal Juni lalu karena salah satu warga melaporkan aliran itu ke petugas kepolisian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aliran Pelindung Kehidupan sebenarnya sudah ada sejak awal 2021. Namun baru bulan Juni tanggal 9 ditemukan di Desa Simancuang atas laporan masyarakat setempat," kata Fajrin.

Atas dasar laporan itu, Fajrin mengatakan melakukan proses pengumpulan data dan menuju lokasi kejadian. Sayangnya, kelompok aliran tersebut tidak ditemukan.

Dari hasil pengumpulan data, pihaknya menemukan beberapa keterangan. Salah satunya yaitu kelompok aliran tersebut melakukan ritual untuk merekrut anggota baru.

"Mereka melakukan perkumpulan pada malam hari dan melakukan pengobatan dengan cara memandikan anggota baru yang diberi nama menebus hak," lanjutnya.

Kemudian, Fajrin mengatakan setiap orang yang melakukan penebusan hak akan dikenakan tarif Rp2 juta hingga Rp5 juta tergantung dosa yang telah mereka lakukan.

"Kalau dosanya kecil mereka bayar Rp2 juta dan akan semakin besar biayanya sesuai dengan besarnya dosa yang mereka perbuat," jelasnya.

Berdasarkan keterangan, setiap anggota yang sudah tergabung, kata Fajrin akan melakukan salat sekali seumur hidup, tidak diwajibkan melakukan ibadah membaca Alquran dan berpuasa, hingga tidak mempercayai rukun iman sebagaimana ajaran agama islam.

"Mereka meyakinkan bahwa salat itu cukup sekali seumur hidup, tidak diwajibkan mengaji dan berpuasa dan tidak mempercayai rukun iman juga," kata Fajrin.

Sejauh ini, pengikut aliran itu sudah mencapai 30 orang, dimana kebanyakan berasal dari desa setempat.

"Belakangan, menurut paparan warga setempat, aktifitas mereka berkurang karena merasa terancam oleh berbagai pihak," kata dia.

Berdasarkan pelacakan itu, Fajrin menjelaskan salah satu ketua atau pengikut kepercayaan Pelindung Kehidupan sudah berpindah ke kecamatan yang lain. Hingga saat ini, tim Pakem dan beberapa pihak terkait masih melakukan pengumpulan informasi, terutama terkait unsur dugaan penipuan.

"Untuk uang tersebut belum dipastikan itu dalam bentuk penipuan karena itu untuk menembus hak sesuai dengan dosa kecil dan besar mereka. Namun akan tetap dilakukan investigasi lanjutan," jelas Fajrin soal Aliran Pelindung Kehidupan di Sumbar itu.

(nya/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER