Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Syamsul Maarif mendorong agar pengurus PWNU yang tersebar di seluruh Indonesia tak melakukan deklarasi dukungan terhadap kandidat calon Ketua Umum PBNU tertentu. Baginya, organisasi NU bukanlah sebuah partai politik (parpol).
Hal itu disampaikan menyusul sikap sejumlah pengurus wilayah yang menyatakan dukungan bagi Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk maju sebagai Ketum PBNU.
"Saya mensponsori agar semua PWNU tak terlibat dalam deklarasi dukung mendukung calon. Karena ini [NU] bukan parpol," kata Syamsul kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syamsul mengajak seluruh pengurus NU daerah untuk menjadikan Muktamar di Lampung pada Desember 2021 sebagai forum berkualitas dan bermartabat. Hal ini penting didahulukan sebagai kepentingan yang lebih besar bagi NU ke depannya.
Muktamar berkualitas, kata dia, mengupayakan agar muktamar NU bisa mengeluarkan keputusan dan solusi yang berpihak kepada masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Yang bermartabat, jangan sampai misalnya ada money politics atau apa yang mengurangi kewibawaan marwah muktamar itu sendiri," kata dia.
"Jadi itu harus dipikirkan kepada seluruh PWNU se-Indonesia," tambahnya.
Diketahui, muktamar merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan di tubuh organisasi NU. Tak melulu soal pemilihan kepemimpinan, muktamar NU juga memiliki sejumlah agenda yang membahas tentang masalah keumatan dan kebangsaan.
Muktamar NU ke-34 akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021 mendatang. Tiga Kiai senior NU yang sudah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai kandidat Ketum PBNU berikutnya.
Mereka di antaranya Ketum PBNU saat ini Said Aqil Siroj, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf hingga Ketua Umum PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar.
Beberapa PWNU sudah menyatakan deklarasi dukungan bagi tokoh tertentu di muktamar. Tercatat, PWNU Jatim dan PWNU Sumsel sudah menyatakan dukungan bagi Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk maju sebagai Ketum PBNU.