Muhadjir Respons Kritik Jalan Ataturk: Itu Fatsun Diplomatik
Menteri Koordinator (Menko) PMK, Muhadjir Effendy menyebut bahwa rencana pemberian nama tokoh pembaharu Islam asal Turki, Mustafa Kemal Ataturk untuk jalan di Jakarta adalah fatsun diplomatik.
Fatsun dipolmatik adalah tata krama diplomatik sebagai komitmen untuk membuktikan kedekatan kedua negara.
Hal itu sebelumnya sempat disampaikan Dubes RI untuk Ankara, Lalu M Iqbal, apalagi Turki juga telah memberi nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama Presiden RI pertama, Ir Soekarno.
"Sesuai dengan penjelasan Dubes RI di Ankara, pemberian nama jalan itu terkait dengan fatsun diplomatik," kata Muhadjir lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/10).
Muhadjir meyakini pemerintah Turki akan mempertimbangkan banyak aspek untuk memutuskan pemberian nama jalan yang rencananya akan diberikan di salah satu kawasan Menteng, Jakarta Pusat itu.
Hingga saat ini, usulan nama Ataturk belum final, sebab belum disampaikan secara resmi oleh Pemerintah Turki. Usulan pemberian nama akan disampaikan langsung oleh Pemerintah Turki merujuk perjanjian kedua negara setelah Turki lebih dulu memberi nama jalan Ir Soekarno di depan KBRI di Ankara.
Menurut Iqbal, peresmian jalan itu disebut-sebut akan dilakukan bersamaan dengan kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan awal 2022 mendatang. Namun rencana itu masih dalam tahap pembahasan.
Sementara itu, Muhadjir menganggap wajar sejumlah pihak yang menolak dan mengkritik pemberian nama Ataturk karena dinilai sebagai tokoh liberal sekular. Namun, ia meyakini Pemerintah Turki juga akan mempertimbangkan hal itu.
"Alam demokrasi dan era keterbukaan informasi pro kontra itu biasa. Saya yakin pemerintah Turki juga akan mempertimbangkan hal itu," kata Ketua PP Muhammadiyah itu.