Lima orang korban gempa Bali masih dirawat di rumah sakit (RS), dengan biaya perawatan ditanggung pemerintah daerah. Sementara, korban meninggal mendapat santunan Rp15 juta.
Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan saat ini masih ada lima orang korban gempa yang dirawat di RSUD Karangasem dan RSU Bangli.
"Pasien yang dirawat tinggal lima, dua di Karangasem dan tiga di Bangli, biaya perawatan ditanggung penuh oleh rumah sakit," kata Koster, di Gedung DPRD Bali, Senin (18/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menerangkan korban luka akibat gempa diberi santunan Rp 10 juta dan korban meninggal Rp 15 juta. Selain itu, pihaknya akan memperbaiki bangunan yang rusak karena gempa dengan bantuan anggaran kebencanaan.
"Kemudian yang korban [gempa] ini diberi santunan sebesar Rp 10 juta. Sedangkan, yang meninggal tiga orang satu orang di Karangasem dua orang di Bangli diberi santunan Rp 15 juga dari Pemerintah Provinsi Bali," ujarnya.
Pihaknya juga mengaku akan memperkuat mitigasi berdasarkan evaluasi gempa di Bali, khususnya di Desa Teruyan, Kabupaten Bangli.
"Mengenai bangunan rusak itu, sedang didata nanti pasti kita akan bantu dari anggaran kebencanaan. Nanti akan di program oleh BPBD. Ini, gempa bencana alam paling kita bisa mitigasi," ujar Koster.
Diberitakan sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 4,8 melanda Bali pada Sabtu (16/10) pukul 04:18. Hal itu membuat sejumlah warga mengalami cedera berat pada bagian kaki dan kepala akibat benturan material bangunan.
Seorang balita yang bernama Ni Kadek Novita asal Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem harus dirujuk ke RSUP Sanglah, karena memerlukan perawatan lebih intensif.
Lihat Juga : |
Korban gempa lainnya yang mengalami cedera mendapatkan penanganan di rumah sakit ialah yang berasal dari Desa Trunyan, Bangli, atas nama Ni Made Mudawati dan Putu Novita Sari, serta korban dari Banjar Behulu, Desa Suter, Ni Wayan Sunadi.
(mkd/arh)