UNS Serahkan Polisi Usut Mahasiswa Meninggal di Diklat Menwa

CNN Indonesia
Senin, 25 Okt 2021 17:52 WIB
Pihak kampus UNS mengakui panitia Diklat Menwa telah mengajukan izin untuk mengadakan kegiatan. Satu mahasiswa meninggal saat diklat tersebut.
Seorang mahasiswa di Palembang tewas usai mengikuti kegiatan prapendidikan dasar Resimen Mahasiswa (Menwa) di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (17/10). (CNN Indonesia/Hafidz)
Solo, CNN Indonesia --

Pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) angkat bicara soal mahasiswanya, Gilang Endi Saputra, yang meninggal saat mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) Resimen Mahasiswa (Menwa). Universitas negeri di Solo itu menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNS, Achmad Yunus mengakui panitia sudah mengajukan izin untuk mengadakan kegiatan tatap muka saat PPKM berlangsung. Pihak kampus pun merestui Diklat Pra Gladi Patria Angkatan 36 yang diselenggarakan Menwa UNS itu dengan catatan tetap menjaga protokol kesehatan dan norma umum kegiatan di kampus.

"Sudah ada izin dari kami untuk berkegiatan hanya di lingkungan kampus dan sekitarnya," katanya melalui pesan singkat, Senin (25/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto mengatakan pihak kampus juga sudah meminta keterangan lebih lanjut dari pihak panitia setelah peristiwa terjadi. Dari keterangan yang diperoleh, panitia mengklaim kegiatan berlangsung sesuai aturan dan prosedur yang ditetapkan kampus.

"Kami meminta informasi dari panitia tapi jawabannya normatif. Sudah mengikuti aturan yang kita buat di kampus," katanya saat ditemui di UNS.

Sedianya, Diklat tersebut diselenggarakan 23-31 Oktober 2021. Sutanto mengakui acara Diklat tersebut memang sarat kegiatan fisik. Namun Gilang tidak pernah mengeluhkan kesehatannya selain mengalami kram di kaki saat masih berada di kampus. Gilang juga tidak melaporkan adanya penyakit bawaan saat mengisi formulir pendaftaran dari panitia.

"Yang bersangkutan kemudian diistirahatkan, sementara peserta lain masih berkegiatan," katanya.

Gilang dikabarkan meninggal usai mengikuti latihan rapelling di Jembatan Jurug pada Minggu (24/10). Ia bahkan sempat mengikuti latihan menuruni ketinggian menggunakan tali itu.

"Waktu rapelling katanya juga ikut. Informasi dari teman-teman panitia seperti itu," katanya.

Menyikapi kasus tersebut, Sutanto mengatakan pihaknya tak mau tergesa mengambil kesimpulan. Ia beralasan UNS mengedepankan asas praduga tak bersalah sehingga masih menunggu bukti yang lebih kuat.

"Kita serahkan kepada Polresta Surakarta. Tentunya mereka punya cara-cara mereka sendiri yang bisa membuktikan secara ilmiah kejadian yang sebenarnya," katanya.

Ia berharap hasil otopsi dan penyelidikan dari Polresta Surakarta bisa memberi kepastian mengenai nasib nahas Gilang yang meninggal saat berkegiatan di kampus.

"Autopsi inilah yang bisa menjelaskan, sebenarnya ada apa," katanya.

Meski demikian, ia memastikan UNS akan mengambil langkah yang tegas jika terbukti ada pelanggaran prosedur yang mengakibatkan meninggalnya Gilang.

"Kalau memang ada yang salah prosedur, pasti kami akan mengambil langkah yang lebih tegas. Tapi tentunya kita tetap menjaga asas praduga tak bersalah," katanya.

(syd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER