Banyaknya awal Kapal Liberty I yang belum ditemukan usai dihantam badai di perairan Bali, pada Sabtu (23/10), lantaran kejadian berlangsung begitu cepat dan kru kapal dilanda kepanikan.
"Kami tanya kepada kapten yang kebetulan selamat memang kejadiannya begitu cepat. Informasinya malam sekitar pukul 23:00 Wita, otomatis possibility (kemungkinan) terbatas, paling jarak pandang sampai dua dan tiga meter," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar atau Basarnas Bali Gede Darmada, di Kantor Basarnas Bali, Rabu (27/10).
Pada tengah malam itu, lanjutnya, gelombang besar menerpa kapal dan membuatnya mencoba bermanuver. Hanya saja, kata dia, gelombang yang kemungkinan datang dari samping membuat kapal oleng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga, semuanya berusaha menyelamatkan diri tanpa memperhatikan pengantar sinyal bahaya. Artinya ada kepanikan," imbuhnya.
Saat itu, sebagian anak Buah Kapal (ABK) berlari mendekati liferaft atau perahu karet untuk menyelamatkan diri. Sebagian lainnya berlari mengambil life jacket dan pelampung.
"Ada juga, karena keterlambatan mengoptimalkan benda-benda yang mengapung dari kapal di malam hari. Artinya, saat malam agak sulit possibility [untuk menyelamatkan diri]," ujar Darmada.
Namun demikian, pihaknya akan terus mencari sembilan ABK kapal kargo yang mengangkut bahan material dan kebutuhan pokok itu sesuai prosedur standar operasi (SOP), yakni 7 hari.
"Karena, kita hitung kejadiannya 4 hari (lalu) dari tanggal 23 (Oktober) yang dilaporkan. Sehingga misi penyelamatan sedikit berkurang artinya peluang untuk bisa diselamatkan sedikit berbeda mengingat hanya pelampung dan berpegangan," ujarnya.
"Jadi, orang hanya mampu bertahan satu atau dua hari kecuali orang itu ditemukan dengan kapal lewat. Harapan kita, ditemukan dengan kapal-kapal yang lewat hanya saja belum sempat melaporkan dan itu sering terjadi dan menolong mereka," ujar Darmada.
Seperti yang diberitakan, enam orang selamat dan sembilan ABK hilang usai Kapal Liberty I mengalami kecelakaan dan hilang di perairan utara Bali, Sabtu (23/10) pukul 22.07 Wita.
Mereka yang masih dalam upaya pencarian antara lain, Dwi Harmianto sebagai mualim I, Khoirul Hudha mualim II, Rizki Adi Tama sebagai masinis II, Jeri Jepri sebagai juru mudi, Sebastian Saga juru minyak, Rivaldy Refly M juru minyak, Matheis Maoni Teo sebagai serang, Petrus Rumahlewang sebagai Opt Crane dan Hadiq Zain sebagai koki.
Sementara mereka yang selamat antara lain Jacobus Wolonterry yang merupakan nakhoda, David Makatita masinis III, Arif Budi Ruhul juru mudi, Muhamad Jufri juru mudi, Hanli Kiuk yaitu sebagai juru minyak dan Muhammad Ali.
(kdf/arh)